Judul : Arunika
Penulis : Wulan Kenangan
Penerbit : Gradien Mediatama
ISBN : 978.602.208.225.2
Tebal : 224 Halaman
Blurb
Kota bisa memesan pertemuan secara gratis di Arunika, tapi siapa yang menjamin pertemuan itu akan berujung indah?
Arunika mempertemukan Azura dan Bas dengan cara yang unik. Pertemuan antara pekerja malam dan pekerja pagi itu mengawali kisah yang harus selesai ini. Pertemuan yang menjadi awal bagi Azura untuk berani mengambil keputusan-keputusan untuk hidupnya sendiri.
Kisah tentang Azura yang hampir menyerah akan hidupnya. Kisah tentang oerjuangan cunta yang tidak memikiki harapan. Kisah tentang kasih sayang seorang ibu yang membelenggu anaknya. Dan kisah tentang Arunika, kafe yang menjuak sandwich dari subuh sampai menjelang makan siang.
***
Kisah tentang Azura ini, mungkin nggak sedikit orang merasa related. Dimana ia menjalani hari demi harinya ya, sebatas melewati waktu saja. Memang dia bekerja, memang dia memiliki hubungan asmara, namun sebenarnya ia hanya menjalani hari sampai hari ini berakhir, dan memulai kembali esok hari.
Bukan berarti dia tidak memiliki keinginan, tidak memiliki hal-hal yang ingin dia kejar, namun karena satu dan lain hal akhirnya ya itulah yang dia jalani.
Memilih bekerja malam, sebagai operator telepon yang menerima segala keluhan pelanggan, kemudian membantu ibunya esok harinya. Bukan merasa terbebani hanya saja ia merasa hanya itu yang bisa ia jalani sehingga hidupnya akan tampak normal, setidaknya bagi dirinya sendiri.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Bas, di cafe Arunika.
Ada sebuah pertanyaan ketika membaca novel ini, ‘Mengapa azura akhirnya berani mengambik keputusan besar dalam hidupnya? Apakah karena adanya Bas?’
Pertemuan denganmu memberiku kekuatan dan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Sebuah harapan meskipun itu kecil.
Walau akhirnya Azura menyerah, dengan alasan yang buat saya hmmm 50:50. Ya, karena saya tidak dapat mencoba menempatkan diri saya pada posisi Azura. Mungkin karena dalam novel, jadi keputusan menyerah itu terasa cepat sekali dia ambil.
Jadi ingat dengan beberapa orang yang meng-up cerita hidupnya di socmed dimana ia berhadapan dengan pasangan yang toxic kemudian banyak orang berkomentar “run mbaaak… run”, komentar yang mudah sekali dituliskan tapi belum tentu untuk yang menjalankan semudah itu. Tapi bagiku, mungkin komentar itu juga bisa menjadi penguat keputusan yang nantinya diambil.
Dalam buku ini tidak hanya bercerita tentang Azura, namun juga dengan Arunika itu sendiri. Kisah ‘Arunika’ sendiri yang mungkin hanya kisah pelengkap namun cukup memiliki arti. Terkadang apa yang kita lihat itu bukan seluruh kejadian, terutama yang menyangkut kisah seseorang. Apa yang terlihat baik-baik saja, tak berarti tak ada kerikil dalam perjalanannya.
Mengikuti kisah Azura ini dan lika liku perjalanan dan segala keputusannya kadang membuat gemas tapi ya sekali lagi, jika kita coba menempatkan diri di posisi Azura juga semua tak akan terasa mudah.
Untuk semua kisah dalam buku Arunika ini 4/5 Bintang :)
No comments:
Post a Comment