Monday, May 6, 2013

Ojou!


Judul :  Ojou!
Penulis : Andry Setiawan
Penerbit : Haru
Tebal : 253 Halaman
ISBN : 9786027742116

Sinopsis : 

“Aku benci dengan orang-orang seperti mereka.”

Higuchi Lydia tertegun begitu mendengar kata-kata dingin yang keluar dari mulut Kim Jeong, mahasiswa kedokteran sekaligus partner Hi5-nya.

Awalnya, Lydia berniat untuk hidup normal di Korea. Tetapi, kenyataan seperti tidak mengizinkannya. Setiap hari, ia diuntit sesosok pria berjas putih dan dipaksa melakukan hal-hal yang tidak disukainya.

Lydia berusaha melupakan fakta bahwa ia adalah bagian dari sebuah keluarga yang tidak akan bisa dibayangkan oleh siapapun—tak terkecuali Jeong.

Terutama Jeong.

Saat akhirnya Jeong tahu kebenarannya dan menjauhi Lydia, hati gadis itu pun berontak.

Tetapi rasa suka itu bukan buih kan?

***


Kisah seorang gadis Jepang yang juga keturunan Indonesia dan sedang bersekolah di Korea, Lydia, yang memilik sifat terbuka dan lebih blak-blakan dibandingkan orang Jepang lainnya walau ia dibesarkan di Jepang merupakan hasil didikan Ibunya yang orang Indonesia. Lydia juga bisa dikatakan semacam magnet karena ia seakan bisa dekat dengan siapa saja, berkat keceriaan yang selalu ia hadirkan. Apakah hanya itu? Ternyata tidak, karena ada hal lain dalam dirinya yang coba ia rahasiakan dari teman-temannya agar ia dapat hidup 'normal' di Korea. Hingga akhirnya rahasia itu terbongkar karena sifat cablaknya sendiri, dan yang lebih gawatnya, rahasia itu justru diketahui oleh Jeong. Seorang pemuda Jepang yang merupakan partner Lydia selama ia di Korea, yang ternyata sangat membenci kekerasan.

Selain berteman dengan Jeong yang akhirnya menjauhinya karena terbongkarnya rahasia Lydia, ada juga Michelle, pelajar asal Mongol, yang merupakan teman terdekat Lydia di Korea, juga Shin yang merupakan partner Lydia. Persahabatan itu tentu saja tak berjalan dengan mulus. Michelle yang menyukai Shin, cemburu terhadap Lydia hanya karena satu kejadian yang tak sengaja ia saksikan. Terlebih sikap Shin yang terlihat begitu perhatian terhadap Lydia. Itu semua membuat akhirnya Michelle pun menjauhi Lydia.

Tapi satu demi satu hubungan berangsur membaik, walau mungkin semua berjalan tak semudah yang diperkirakan. Juga banyaknya kejutan-kejutan yang diberikan.

***

Awalnya buku ini sedikit membuat bosan karena ceritanya yang menurutku sedikit berjalan lambat. Sedikit teka-teki diawal, tentang seseorang yang mengikuti Lydia, tapi kok disatu cerita ditunjukkan sepertinya Lydia mengenal lelaki itu? Ternyata lelaki itulah yang menjadi kejutan awal di buku ini!

Agak gak sabar sendiri dengan cerita Lydia dan Jeong yang akhirnya saling menghindari, karena hal yang dibutuhkan adalah komunikasi. Begitu juga dengan Michelle yang ikut menjauhi Lydia walau dengan alasan yang berbeda. Walau mungkin, apa yang dilakukan Michelle bisa dianggap wajar karena yang dilakukannya karena rasa cemburu (orang cemburu kan biasanya lebih main perasaan kan daripada otak, hehe)

Sedikit aneh juga, ketika akhirnya mengetahui latarbalakang sikap Jeong. Sedikit errrr... berlebihan dan seperti begitu menggeneralisasi atau bisa dikatakan picik sie, terlebih untuk ukuran pelajar (kedokteran pula) seperti dia.

Yang paling aku suka dari buku ini adalah menunjukkan tentang berani mengakui kesalahan dan meminta maaf. Juga bahwa komunikasi sangatlah penting, banyak masalah timbul karena kurangnya komunikasi, tidak hanya dengan pasanagan tetapi juga antar sahabat.

3/5 Bintang untuk kejutan-kejutan yang diberikan Lydia.

Saturday, May 4, 2013

I Hate Rich Men


Judul : I Hate Rich Men
Penulis : Virginia Novita
Penerbit : P.T. Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
ISBN : 9789792278453

Sinopsis : 

Adrian Aditomo benar-benar tipikal pria kaya yang dibenci Miranda, tidak peduli betapa tampan dan seksinya pria itu. Sifatnya angkuh dan begitu superior.

Ada lagi, pria itu sinting! Adrian berani menculik Miranda hanya untuk mengatakan kalimat yang tidak masuk akal—“Adik Anda merebut tunangan saya,” kata pria itu dingin.

“Hah?” Hanya itu yang bisa dikatakan Miranda. Apakah orang yang dimaksud pria itu adalah Nino? Nino-nya yang masih berumur tujuh belas tahun dan masih polos? Tidak mungkin Nino-nya yang masih remaja itu menyukai wanita yang lebih tua, apalagi milik orang lain!

Demi untuk membersihkan nama baik Nino, Miranda terpaksa bekerja sama dengan Adrian. Hal yang sangat sulit dilakukan karena mereka berdua tidak pernah sependapat dan selalu bertengkar.

Seharusnya sejak awal Miranda menolak berurusan dengan Adrian. Ia benar-benar mengabaikan firasatnya. Firasat yang mengatakan Adrian mampu menjungkir-balikkan hidupnya dan terutama... hatinya.

***

Kisah berawal dengan cerita seorang kakak, Miranda, yang terlambat datang ke acara perpisahan adiknya, Nino. Hubungan awal, adik kakak, ini sudah cukup menarik perhatian karena kedekatan yang mungkin jarang ditemukan karena mereka berbeda genre. Tetapi belum sampai bab 1 selesai, ternyata ada kejutan! Karena kejutan ini rasanya makin seru aja!! Mereka bukanlah kakak adik, tetapi ibu dan anak!! Cukup wow karena gaya mereka berkomunikasi membuat kita berpikir 'tak salah kalau orang mengira kakak adik'.

I Hate Rich Men, merupakan 'slogan' dari Miranda yang merupakan efek trauma dari apa yang pernah dialaminya di masa lalu. Orang kaya yang digambarkan seperti, Adrian. Seorang pria yang awalnya tak sengaja ia temui diacara perpisahan Nino. Pertemuan ternyata tak sampai diacara itu karena akhirnya terlibat jauh dengan Adrian ketika akhirnya lelaki itu 'menculiknya'. Dan dari sinilah semua cerita dimulai.

***

Ah... witing tresno jalaran saka kulino (suka karena biasa) sebenernya intinya itu sie, tapi pengarang mampu mengemas semuanya dalam cerita yang nggak biasa, nggak ngebosenin, dan sedikit lain dari pada yang lain. Mungkin awalnya aneh dengan bagaimana penggambaran hubungan ibu dan anak yang dalam komunikasi kadang menggunakan lo-gue. Tapi karena cerita yang begitu mengalir dan juga banyak kejutan jadinya hal itu seperti tak lagi jadi masalah. Karena toh hanya dalam percakapan yang mungkin sebagian orang akan menganggapnya tak sopan, tapi selebihnya peran mereka masing-masing ditunjukkan dengan wajar kok. Miranda sebagai ibu, yang mencemaskan anaknya dan melakukan apa saja untuk tidak hanya kebahagiaan tetapi lebih pada kebaikan anaknya. Sedang Nino walau dalam percakapan kadang pakai 'lo' ke ibunya, tetapi ia juga mengerti batas ia sebagai anak yang harus menghormati orang tuanya, rasa cintanya pada ibunya pun tidak ditutupi dalam cerita ini.

Adrian, tokoh yang digambarkan begitu superior karena memiliki kekayaan, juga digambarkan dengan jelas oleh pengarang. Mulai dari alasan mengapa ia terlihat begitu angkuh hingga bagaimana sifat sebenarnya yang tak tampak dipermukaan. Bagaimana ia bersikap di depan Miranda, yang kadang bertolak belakang dengan pemikirannya ataupun sikapnya ketika tidak ada Miranda. Tetapi ketika mereka harus berhadapan satu sama lain, tentu saja hal-hal yang awalnya tak terlihat lama-lama juga tampak dipermukaan. Sesuatu yang akhirnya memberikan kejutan tersendiri untuk satu dan yang lainnya. Yah, mungkin ini juga ingin menunjukkan pepatah 'jangan menilai buku hanya dari sampulnya saja' masih sangat berlaku. Hehe.

Buku ini menarik, mulai dari ceritanya yang nggak biasa dan penulisannya yang cukup apik. Walau mungkin ada beberapa penggunaan kalimat-kalimat yang terkesan kaku. Juga walau mungkin ending yang bisa dengan mudah tertebak tapi penulis mampu membuat pembacanya setia mengikuti ceritanya hingga bagaimana ending itu terjadi.

4 / 5 Bintang untuk Miranda yang 'terjebak' dalam 'perangkap' tak sengaja dr Adrian! Hahaha