Judul : Notasi
Penulis : Morra Quarto
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 290 Halaman
ISBN : 978 979 780 635 4
Sinopsis :
Rasanya, sudah lama sekali sejak aku dan dia melihat pelangi di langit utara Pogung.
Namun, kembali ke kota ini, seperti menyeruakkan semua ingatan tentangnya; tentang janji yang terucap seiring jemari kami bertautan.Segera setelah semuanya berakhir, aku pasti akan menghubungimu lagi.Itulah yang dikatakannya sebelum dia pergi.Dan aku mendekap erat-erat kata-kata itu, menanti dalam harap.Namun, yang datang padaku hanyalah surat-surat tanpa alamat darinyaKini, di tempat yang sama, aku mengurai kembali kenangan-kenangan itu....
***
Awalnya dari judul mengira buku ini akan berhubungan dengan lagu atau musik. Ternyata salah... kalaupun ada lagu dalam buku ini hanyalah lagu dari SO7. Buku ini sebenernya berkisah tentang kisah cinta yang belum usai tetapi keadaan memaksa untuk terpisah, mungkin bisa dikatakan tokohnya masih penasaran.
Alurnya maju dan mundur, sempet ada kebingungan dibeberapa bagian karena saat-saat flashback detailnya bisa dikatakan kurang.
Nalia yang akhirnya kembali ke Jogja setelah selama 10 tahun meninggalkan kota itu dan semua kenangan (yang memang sepertinya memang sengaja disimpan) kembali seiring perjalanannya dikawasan kampus UGM. Kenangan saat ia pertama kali bertemu dengan Nino hingga akhirnya mengenal lebih jauh hanya dari sebuah kebetulan.
Yang menarik dari novel ini adalah setting waktunya, yaitu saat kepemimpinan orde baru dan terjadinya reformasi. Saat reformasi itu aku merasakan ikut yang namanya demo... bisa dikatakan masih culun lah saat itu. Tetapi tentu saja tidak tahu apa-apa dan lewat buku ini seakan diajak melihat langsung, walau memang tidak mendominasi cerita ya...
Kisah yang utama tentu saja tentang Nalia dan Nino, tentang bagaimana perkenalan mereka, bagaimana mereka bisa dekat, dan hal-hal remeh tetapi menarik (buat aku) yang bisa membuatku menyunggingkan senyum. Salah satunya adalah kenekatan Nalia lari dari fakultasnya ke tempat Nino dengan maksud melabrak tetapi ternyata... baca sendiri deh... ngikik sendiri kalo inget bagian itu.
Tentang Nalia yang tetap menunggu Nino, menanti Nino menepati janjinya untuk kembali... apakah salah? Bahkan setelah sekian lama, dan semua menyarankan untuk move on... Hingga akhirnya, setelah 10 tahun ia kembali ketempat penuh kenangan itu dan ia kini tak lagi sendiri. Namun, benarkan Nalia sudah move on?
Saat membaca pertanyaan seperti "apa yang akan terjadi jika Nalia bertemu lagi dengan Nino?" kadang membuat berimajinasi sendiri tentang endingnya...meraba-raba bagaimana akhirnya. Namun ternyata walau mungkin sedikit seperti apa yang dipikirkan ada kejutan diakhir yang diberikan oleh penulis, akhir yang benar-benar tak terpikir sebelumnya. Itu yang membuat aku makin suka dengan buku ini. Walau jujur kejutan itu nggak aku suka, dan itu hanya masalah selera. :p
4,5 bintang...di GR turun jadi 4 karena ending yang aku geregetan sendiri hehehe walau beberapa bagian sebenernya udah nebak sih...
No comments:
Post a Comment