Penulis : Alberthiene Endah
Penerbit : Gramedia
Tebal : 404 Halaman
ISBN : 978 979 22 5655 0
Sinopsis :
Apa yang dirasakan seseorang ketika ia mengetahui hidupnya tak akan lama lagi?
Selama hampir setahun menggarap buku biografi Chrisye sepanjang tahun 2006, Alberthiene Endah tak hanya mampu menggali kisah hidup menarik sang legenda, tapi juga menyaring curahan hati yang sangat bernilai dari diri seorang Chrisye. Obrolan heart to heart seusai makan malam mencuatkan bagaimana perasaan, pikiran, dan perenungan Chrisye saat melewati rentang masa setahun terakhir hidupnya. Batinnya mengalami metamorfosis rasa dari kecemasan menghadapi hari akhir, kesedihan meninggalkan kariernya, hingga kepasrahan dan sikap realistis untuk mengisi sisa hidup dengan penuh rasa syukur...
Sebuah hikmah yang menarik bagi kita untuk bisa menghargai setiap detik yang kita miliki.
***
Saya, jujur saja sangat jarang membaca buku biografi. Bukan termasuk selera saya. Dan buku ini saya dapatkan dari sebuah obral buku yang diadakan oleh salah satu sahabat BBI. Awalnya saya benar-benar tak mengira bahwa buku ini adalah buku tentang Chrisye yang melewati masa-masa terakhirnya. Dan, saya benar-benar bersyukur saya mendapatkan buku ini (dengan harga murah pula) dan seperti yang tertulis pada sampul buku ini, "Bacalah! Anda akan menghargai hidup yang Anda miliki" saya benar-benar merasa beruntung.
Pada dasarnya saya suka dengan tulisan-tulisan AE, bahkan saya mengkoreksi novel-novelnya.
Tetapi untuk karya AE yang berupa biografi, saya baru membaca buku ini dan 'Ken dan Kaskus'. Gaya bertutur AE yang membuat saya tetap bisa menikmati buku ini, belum lagi banyaknya foto yang juga ditampilkan. Benar-benar bisa membuat saya hanyut saat membacanya.
Mengetahui bahwa terdapat penyakit yang serius dalam tubuh dan bahwa usia kita tak lagi lama, ah...membayangkannya saja saya sudah ngeri. Banyak hal langsung terlintas dalam benak saya, tidak hanya tentang diri saya sendiri tetapi juga tentang mereka yang saya cintai. Ah, berat! Melalui buku ini, AE coba mengajak kita untuk belajar dari pengalaman perjuangan Chrisye melewati masa-masa sulitnya.
Sosok Chrisye yang sesungguhnya diungkapkan di dalam buku ini. Sosok seorang suami juga ayah, yang mungkin selama ini siapa dia dan bagaimana dia hanya diketahui oleh istri dan anak-anaknya. Sosok yang mungkin tampak luar terlihat sombong dan begitu eksklusif, sebenarnya ada sosok yang humoris dan hangat. Mungkin juga banyak orang yang melihatnya sebagai sosok yang angkuh, namun sebenarnya ada pribadi yang juga rapuh di dalamnya. Bahkan terkadang ia menolak di wawancara, juga menjauhkan keluarganya dari sorotan kamera.
Chrisye melakukan semua itu justru karena ia takut dirinya berubah. Ia ingin tetap menjadi seorang Chrisye yang membuka pagar pintu rumahnya dengan tenang, dan anak-anaknya menyambut sebagai seorang ayah, bukan sebagai Chrisye si penyanyi kondang. - hal 221
Banyak hal bisa dipelajari dalam buku ini. Tidak saja tentang perjalanan Chrisye tetapi juga bagaimana keluarganya, istri dan anaknya. Kadang hal yang paling utama saat menjaga orang sakit yang terkadang terabaikan adalah kondisi si penjaga itu sendiri. Bagaimana menghadapi seorang yang biasanya dijadikan pegangan, secara mendadak justru menjadikannya pegangan.
Semua ada hikmahnya, namun bagaimana usaha kita untuk akhirnya mengetahui apa hikmah dibalik apa yang terjadi dan menjadikannya sebagai pelajaran hidup, itu juga tidak lebih mudah dari apa yang dijalani.
Kemudian satu hal yang pasti, bahwa keluarga adalah tempat kita kembali.
4/5 bintang untuk pelajaran yang sangat berharga.
No comments:
Post a Comment