Sunday, August 17, 2014

Touché

Terbayang tidak, jika kamu memiliki kemampuan mengetahui semua isi buku tanpa harus membacanya. Cukup menyentuh buku itu dan kamu langsung tahu apa isi buku itu. Menarik ya.

Terkadang sempat juga berkeinginan punya kemampuan erm… mungkin kalau langsung tau isi buku tanpa membaca terlalu muluk cukuplah bisa membaca kilat. Tapi, kemudian saya berpikir, apa nikmatnya coba? Menyentuh buku langsung tahu isinya, hapal pula! *Laaaah malah curcol*

Kembali ke buku.




Judul : Touché
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gramedia
Tebal : 201 Halaman
ISBN : 978 602 03 0363 5

Buku ini bercerita tentang 3 orang anak SMA yang memiliki kemampuan luar biasa. Indra dengan kemampuan sebagai The Mind Reader, Dani dengan kemampuan sebagai Text Absorber, dan Riska dengan kemampuan The Empath.

Mereka akan dapat menggunakan kekuatannya hanya dengan menyentuh obyeknya. Sengaja, ataupun tidak.

Mereka memiliki kemampuan itu sejak kecil, jadi bisa dibilang mereka sudah bisa “mengendalikan” kemampuan mereka. Walau tetap saja, ada saja masalah yang menghampiri mereka terkait dengan kemampuan istimewa mereka.

Seperti halnya kebanyakan orang, terkadang ketika merasa ada yang “aneh” maka merasa hanya memiliki ke”aneh”an itu sendiri. Seperti halnya Riska, yang awalnya merasa kelebihannya ini hanya ia saja yang memiliki, hingga akhirnya ia bertemu dengan Indra dan Dani.

Riska menatap Indra dan Dani. Jika the empath yang artinya orang yang bisa merasakan perasaan orang lain adalah dia, maka pembaca pikiran dan penyerap tulisan adalah… (hal.27)

Begitu juga hal yang biasa dirasakan saat memiliki kemampuan yang berbeda tak jarang merasa bahwa apa yang kita miliki justru hanya menyusahkan saja. Tapi aku suka apa yang Riska pikirkan.

Semakin dipikir, ternyata kemampuan ini tidak jelek juga. Apalagi saat tahu ternyata kemampuan ini bisa berguna bagi orang lain. Kemampuan ini diberikan pada kita, aku yakin pasti ada alasaannya. (hal. 77)
Ada satu sisi yang aku suka, yaitu cerita tentang hubungan tokoh dengan keluarganya. Walau mungkin cerita tentang keluarga Riska dan Indra berbeda. Namun jika menilik alasan mengapa ada masalah dalam keluarga Indra, bisa dikatakan sedikit masuk akal.

Pikiran adalah tempat paling pribadi seseorang.
Tidak ada yang suka jika tempat pribadinya dilihat orang lain. (hal 107)


Banyak hal menarik dari buku ini. Fantasi teenlit. Gabungan dua genre ini memberi daya tarik tersendiri. Saya penyuka romance, dan sedang mulai menyukai fantasi. Tetapi kadang genre fantasi sendiri terasa “berat” untuk saya, dan ketika membaca buku ini rasanya menarik banget. Dari segi fantasinya dapet banget. Kalau dari segi teenlitnya membuat buku ini begitu “ringan”.

Saya salut dengan kemampuan penulis yang bisa begitu rapi mengatur teka-teki. Dengan gaya penulisan yang ringan dan adanya teka-teki tersebut membuat saya merasa sayang untuk meletakkan buku ini sebelum selesai membaca.

Walau mungkin ada beberapa yang bisa tertebak, tetapi tetap saja proses bagaimana teka-teki itu bisa terkuak oleh para tokoh membuat ingin terus membaca buku ini. Saya sih berhasil menebak siapa tokoh “superman”-nya Riska. Juga siapa dalang penculikannya setelah membaca sekita 2/3 bagian buku. Tapi tetap bagaimana penjelasan Indra dan perjalanan mereka bertiga membuat semua tetap menarik.

Oia, ada yang ingin aku tanyakan pada penulis. Kenapa underline langsung disamakan dengan sungai? Padahal kan dalam peta yang berbentuk garis bukan hanya sungai?

Untuk buku ini aku paling suka dengan tokoh Indra. Ada kata-kata Indra yang paling aku suka.

Karena buku tetap lebih valid daripada internet.
Karena bagaimanapun, diakui atau tidak, internet sudah terbukti berperan besar dalam menyebarkan informasi yang keliru. (hal. 96)

Sinopsis :
Selain kemampuan aneh yang bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain lewat sentuhan, Riska memiliki kehidupan normal layaknya siswi SMA biasa. Tapi semua berubah sejak kedatangan Pak Yunus, guru pengganti, serta perkenalannya dengan Indra yang dingin dan Dani si juara kelas.

Riska kemudian diberitahu bahwa dirinya adalah touché alias orang yang memiliki kemampuan melalui sentuhan, seperti halnya Indra, Dani, dan Pak Yunus. Seakan itu belum cukup mengejutkan, Pak Yunus diculik! Sebuah puisi kuno diduga merupakan kunci untuk menemukan keberadaan Pak Yunus.

Dengan segala kemampuan, Riska, Dani dan Indra berusaha memecahkan kode dalam puisi kuno tersebut dan menyelamatkan guru mereka.


4,5 (4 di GR) / 5 Bintang untuk para Touché.

No comments:

Post a Comment