Terbayang tidak, jika kamu
memiliki kemampuan mengetahui semua isi buku tanpa harus membacanya. Cukup
menyentuh buku itu dan kamu langsung tahu apa isi buku itu. Menarik ya.
Terkadang sempat juga
berkeinginan punya kemampuan erm… mungkin kalau langsung tau isi buku tanpa
membaca terlalu muluk cukuplah bisa membaca kilat. Tapi, kemudian saya
berpikir, apa nikmatnya coba? Menyentuh buku langsung tahu isinya, hapal pula!
*Laaaah malah curcol*
Kembali ke buku.
Judul : Touché
Penulis : Windhy
Puspitadewi
Penerbit : Gramedia
Tebal : 201 Halaman
ISBN : 978 602 03 0363
5
Buku ini bercerita tentang 3
orang anak SMA yang memiliki kemampuan luar biasa. Indra dengan kemampuan
sebagai The Mind Reader, Dani dengan kemampuan sebagai Text Absorber, dan Riska
dengan kemampuan The Empath.
Mereka akan dapat menggunakan
kekuatannya hanya dengan menyentuh obyeknya. Sengaja, ataupun tidak.
Mereka memiliki kemampuan itu
sejak kecil, jadi bisa dibilang mereka sudah bisa “mengendalikan” kemampuan
mereka. Walau tetap saja, ada saja masalah yang menghampiri mereka terkait
dengan kemampuan istimewa mereka.
Seperti halnya kebanyakan orang,
terkadang ketika merasa ada yang “aneh” maka merasa hanya memiliki ke”aneh”an
itu sendiri. Seperti halnya Riska, yang awalnya merasa kelebihannya ini hanya
ia saja yang memiliki, hingga akhirnya ia bertemu dengan Indra dan Dani.
Riska menatap Indra dan
Dani. Jika the empath yang artinya orang yang bisa merasakan perasaan orang lain
adalah dia, maka pembaca pikiran dan penyerap tulisan adalah… (hal.27)
Begitu juga hal yang biasa
dirasakan saat memiliki kemampuan yang berbeda tak jarang merasa bahwa apa yang
kita miliki justru hanya menyusahkan saja. Tapi aku suka apa yang Riska
pikirkan.
Semakin dipikir,
ternyata kemampuan ini tidak jelek juga. Apalagi saat tahu ternyata kemampuan
ini bisa berguna bagi orang lain. Kemampuan ini diberikan pada kita, aku yakin
pasti ada alasaannya. (hal. 77)
Ada satu sisi yang aku suka,
yaitu cerita tentang hubungan tokoh dengan keluarganya. Walau mungkin cerita
tentang keluarga Riska dan Indra berbeda. Namun jika menilik alasan mengapa ada
masalah dalam keluarga Indra, bisa dikatakan sedikit masuk akal.
Pikiran adalah tempat
paling pribadi seseorang.
Tidak ada yang suka
jika tempat pribadinya dilihat orang lain. (hal 107)
Banyak hal menarik dari buku ini.
Fantasi teenlit. Gabungan dua genre ini memberi daya tarik tersendiri. Saya
penyuka romance, dan sedang mulai menyukai fantasi. Tetapi kadang genre fantasi
sendiri terasa “berat” untuk saya, dan ketika membaca buku ini rasanya menarik
banget. Dari segi fantasinya dapet banget. Kalau dari segi teenlitnya membuat
buku ini begitu “ringan”.
Saya salut dengan kemampuan
penulis yang bisa begitu rapi mengatur teka-teki. Dengan gaya penulisan yang
ringan dan adanya teka-teki tersebut membuat saya merasa sayang untuk
meletakkan buku ini sebelum selesai membaca.
Walau mungkin ada beberapa yang
bisa tertebak, tetapi tetap saja proses bagaimana teka-teki itu bisa terkuak
oleh para tokoh membuat ingin terus membaca buku ini. Saya sih berhasil menebak
siapa tokoh “superman”-nya Riska. Juga siapa dalang penculikannya setelah
membaca sekita 2/3 bagian buku. Tapi tetap bagaimana penjelasan Indra dan
perjalanan mereka bertiga membuat semua tetap menarik.
Oia, ada yang ingin aku tanyakan
pada penulis. Kenapa underline langsung disamakan dengan sungai? Padahal kan
dalam peta yang berbentuk garis bukan hanya sungai?
Untuk buku ini aku paling suka
dengan tokoh Indra. Ada kata-kata Indra yang paling aku suka.
Karena buku tetap lebih
valid daripada internet.
Karena bagaimanapun, diakui
atau tidak, internet sudah terbukti berperan besar dalam menyebarkan informasi
yang keliru. (hal. 96)
Sinopsis :
Selain kemampuan aneh yang bisa
merasakan apa yang dirasakan orang lain lewat sentuhan, Riska memiliki
kehidupan normal layaknya siswi SMA biasa. Tapi semua berubah sejak kedatangan
Pak Yunus, guru pengganti, serta perkenalannya dengan Indra yang dingin dan
Dani si juara kelas.
Riska kemudian diberitahu bahwa
dirinya adalah touché alias orang yang memiliki kemampuan melalui sentuhan,
seperti halnya Indra, Dani, dan Pak Yunus. Seakan itu belum cukup mengejutkan,
Pak Yunus diculik! Sebuah puisi kuno diduga merupakan kunci untuk menemukan
keberadaan Pak Yunus.
Dengan segala kemampuan, Riska,
Dani dan Indra berusaha memecahkan kode dalam puisi kuno tersebut dan
menyelamatkan guru mereka.
4,5 (4 di GR) / 5 Bintang untuk
para Touché.
No comments:
Post a Comment