Aku cuma nggak peduli tempat kita tinggal,yang penting, aku tahu kemana harus pulang.
Jika ingin memaknai lebih dalam, rumah yang sesungguhnya adalah sebuah keluarga. Bukan hanya sebuah bangunan tempat kita berteduh dari terik panas dan guyuran hujan.
Namun tak sedikit orang yang memadukan antara keduanya. Tak sedikit orang yang tak ingin beranjak dari rumah tinggalnya, tak ingin melepaskan rumah tinggalnya...salah satu alasannya adalah segala kenangan yang tak akan tergantikan yang pernah tercipta dalam sebuah rumah.
Bukan tak ingin maju, namun...ada rasa tak rela ketika harus meninggalkan kenangan. Kemanapun akhirnya pergi tempat terakhir kita pulang adalah rumah, sebuah keluarga yang kalau bisa ditempat dimana kita tumbuh sedari kecil.
Masalah ini yang sedang dihadapi 4R, dan apakah Audy menjadi akan salah satu bahan pertimbangan mereka?
Judul : The Chronicles of Audy : 4/4
Penulis : Orizuka
Penerbit : Haru
Tebal : 320 Halaman
ISBN : 9786027742536
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya.
Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,
tapi kenapa dia malah kelihatan santai-santai saja?
Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya, tapi dia bahkan tidak peduli!
Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini, seperti biasa, muncul masalah lainnya.
Tahu-tahu saja, keluarga ini berada di ambang perpisahan.
Aku tidak ingin mereka tercerai-berai, tapi aku bisa apa?
Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang masih saja ribet.
Kronik dari seorang Audy.
***
Cerita masih dibuka dengan masalah skripsi Audy yang tak kunjung selesai. Rex yang sempat membantunya kemudian harus fokus dengan ujian akhir sekolahnya, kini bisa kembali membantu Audy. Dan sepertinya justru Rex yang terobsesi dengan skripsi dibandingkan dengan Audy. Rex yang makin tampak menyebalkan dengan sikapnya, terutama seperti tak ada pertanyaan lain untuk Audy selain skripsi.
Sedang Romeo, walau masih berkutat dengan kebiasaan lamanya namun dalam buku ini ia cukup mengambil peran. Tampak sisi lain dari Romeo dalam buku ini, terutama ketika peran Regan yang
makin berkurang karena makin disibukan dengan segala urusannya. Masih suka ngajakin Audy main game disela Audy stress dengan skripsi.
Pada saat yang sama, aku menyadari bahwa Romeo selalu menerima keluarganya apa adanya. Mungkin dia bukan orang yang mampu memecahkan masalah, tetapi dia selalu menerima, selalu mencari alasan untuk menerima, selalu mencari cara untuk menerima semuanya, tanpa mengeluh.Sedang Rafael, anak yang mungkin bisa dikatakan dewasa sebelum waktunya ini juga memiliki masalah di sekolahnya. Memang tak banyak orang bisa memahami ketika seorang anak kecil tumbuh menjadi lebih dewasa dibandingkan usianya. Ini juga menuntut perhatian Audy, karena ia merasa kakak-kakak Rafael kurang begitu intens perhatiannya.
Dibuku ini, tokoh Maura mulai banyak mengambil bagian juga, kemunculannya menunjukkan diri Audy yang lain yang bisa dengan dewasa menerima kehadirannya. Ya, karena di dalam kronik ini Audy kadang begitu terlihat kekanak-kanakan, terlebih ketika ia begitu galau.
Kronik Audy ini menarik untuk diikuti terutama masalah yang diangkat memang cukup unik dan tak biasa. Walau ada unsur romancenya tapi unsur keluarga terasa lebih kental. Kepedulian dalam keluarga terutama ketika seorang anak harus mengambil alih tanggung jawab sebagai orang tua.
Hal-hal yang mungkin jarang terjadi tapi bukan berarti tak pernah terjadi menjadi bagian dari kronik ini yang membuatnya memiliki nilai lebih. Seperti bagaimana ketika mereka menyikapi sebuah masalah yang mungkin seharusnya bukan atau belum menjadi beban mereka.
Walau mungkin tampak acuh tak acuh satu sama lain, tapi ya... mereka saling membutuhkan.
Jangan lupa Dy, kalau Rex hanya 1/4," kata Regan lagi. "3/4 sisanya juga membutuhkan kamu, sama besarnya.
No comments:
Post a Comment