Monday, May 1, 2017

I Want To Eat Your Pancreas

Pernah mengenal orang yang introvert, atau mungkin teman yang penyendiri. Merasa tak nyaman berada diantara banyak orang, atau mengenal orang baru. Namun apa jadinya ketika seorang introvert secara tak sengaja bertemu dan kemudian menjadi dekat dengan seorang ekstrovert yang memiliki mungkin tak hanya kepribadian tapi juga cara pandang yang 180 derajat berbeda dengan dirinya. Benarkah sebuah kebetulan??

Berawal dari menemukan satu buku catatan di sebuah rumah sakit, mungkin itu awal perjalanan tokoh utama dalam buku ini.

Judul : I Want To Eat Your Pancreas
Penulis : Sumino Yoru
Penerjemah : Khairun Nisak
Penerbit : Haru
Tebal : 308 Halaman
ISBN : 978 602 6383 14 3
Sinopsis

Aku menemukan sebuah buku di rumah sakit.
Judulnya Cerita Teman si Sakit.
Pemiliknya adalah Yamauchi Sakura, teman sekelasku.
Dari sana aku tahu dia menderita penyakit pankreas.
Buku itu adalah buku harian rahasia miliknya.

Namun gadis itu tidak seperti orang sakit.
Dia seenaknya sendiri, dia mempermainkan perasaanku, dia suka menggodaku.
Dan aku... mungkin dia menarik hatiku.

***
Berawal dengan tokoh aku, yang dari awal memang tak disebutkan namanya, bahkan dalam percakapan. Tokoh yang bisa dikatakan introvet jika tidak ingin menyebutnya anti sosial. Yang akhirnya bertemu dengan teman sekelasnya, Sakura. Pertemuan yang tak disengaja, karena sebuah buku. Buku yang membuat si aku mengetahui rahasia besar dari Sakura.

Karena menemukan buku itulah, akhirnya si Aku seakan terseret mengikuti Sakura. Seakan menjadi pengisi dari buku milik Sakura.

Sifat yang bertolak belakang, dan Sakura yang begitu ceplas ceplos membuat cerita ini bisa lebih dinikmati. Kesan muram jadi tak tampak karena begitu ceplas ceplosnya sakura. Kenapa muram? Ya, bagaimana menghadapi seseorang yang waktunya tinggal sedikit lagi.

Saya mungkin paham dengan apa yang dilakukan Sakura dengan ia menyembunyikan sakitnya, kadang mungkin karena kita tau bahwa waktu kita tak banyak kita akan lebih dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Ketegaran justru ditunjukkan oleh si Aku, walau mungkin awalnya terkesan tidak peduli.

Interaksi antara Sakura dan si Aku, membuat banyak pelajaran terselip. Tentang kehidupan, tentang ketegaran, tentang memaknai rasa. Memahami orang lain, terlebih mereka yang justru sangat berbeda dengan diri kita.

Saya sebenarnya merasa alurnya lambaaaaat, dan kemudian tidak disebutkannya nama tokoh si Aku ini sepertinya juga membuat makin tersendat saat membacanya. Namun, cerita yang mengalir, kebersamaan yang mengalir... semuanya rasanya terbayar di akhir cerita. Kejadian yang tak di duga, terumgkapnya semua yang menjadi tanda tanya.

Ya, buku in benar-benar menarik untuk dibaca, walau memang harus sabaaaar untuk mendapatkan endingnya.

3 comments:

  1. mbak aku pikir ini serem lho habisan judulnya gitu
    hmm rada merinding eh ternyata dalemnya melow

    ReplyDelete
  2. Penasaran sama bukunya. Udah lama ga beli buku haru.

    ReplyDelete