Judul : Ken & Kaskus – Cerita Sukses Di Usia Muda
Penulis : Alberthiene Endah
Penerbit : Gramedia
Tebal : 301 Halaman
ISBN : 978 979 22 9141 4
Sinopsis :
Buku ini menuturkan kisah anak muda enerjik, Ken Dean
Lawadinata, dalam mengartikan kesuksesan dan bagaimana meraih keberhasilan
dalam mengembangkan Kaskus. Dengan semangat muda dan cara berpikirnya yang
sering berbeda, Ken membuktikan bahwa sukses dalam kehidupan tak melulu harus
dilalui dengan pola yang baku.
***
Jujur saja, aku jarang (pake banget) baca buku biografi
terlebih lagi motivasi. Dan menurutku dari beberapa buku yang aku intip,
terkadang buku biografi (kesuksesan) cenderung mengarah seperti layaknya buku
motivasi. Menurutku looooh.
Tapi untuk buku Ken & Kaskus kali ini berbeda. Banyak
hal yang aku suka saat membacanya, mengalir saja seperti membaca sebuah novel.
Apa karena penulisnya adalah Alberthiene Endah ya? Btw, baru buku ini yang aku
baca dari buku biografi yang ditulis oleh mba’ AE. :)
Berdasarkan judulnya, walau buku ini menggunakan sudut
pandang dari Ken, di sini juga diceritakan bagaimana awal mula berdirinya
Kaskus. Karena pendiri Kaskus awalnya adalah Andrew, sepupu Ken, yang akhirnya
bertemu dengan Ken di Seattle, dan ia mulai ikut mengelola Kaskus hingga
akhirnya ia sendiri terobsesi dengan Kaskus dan mulai melihat peluang bisnis
dari Kaskus.
Walau awal berdirinya Kaskus sebagai sebuah bisnis tentunya
tak mulus begitu saja. Perjalanannya mulai dari berkantor ditempat “seadanya” dengan
karyawan yang minim dan susahnya mencari iklan, hingga akhirnya bisa berkantor
dikawasan Kuningan dan kini Kaskus bukan lagi mencari pegawai atau iklan tetapi
merekalah yang dicari. :)
Selain tentang Kaskus hal yang paling aku suka dalam buku
ini adalah tentang perkembangan Ken sendiri dari kecil, dimana dia adalah jiwa
yang kritis, yang mungkin sebagian orang tua akan menganggapnya sebagai
pemberontak atau anak yang tidak bandel dan susah diatur.
Aku suka dengan cara didik orang tua Ken, bagaimana mereka
harus menghadapi anak yang cukup kritis yang mungkin ‘berbeda’ dari anak lain.
Bagaimana menghadapi sikap berontak Ken bukan dengan kemarahan tetapi lebih
pada memberi pengertian. Menempatkan seorang anak tidak melulu sebagai yang
harus menurut, yup itu kesan yang aku dapat. Menempatkan anak sebagai partner
bicara bahwa anak nggak selalu salah, bahwa nggak selalu pemikiran anak ada
dibawah orang tua.
Buku ini banyak memberikan pelajaran, tapi bukan menggurui. :)
Saya banyak belajar bagaimana mendidik dan menempatkan seorang anak nantinya.
Ah, semoga saya bisa menerapkannya pada 2 buah hati nantinya. Amin.
4 / 5 Bintang untuk cerita hidup Ken. :)
No comments:
Post a Comment