Judul : Oliver Twist
Penulis : Charles Dickens
Penerbit : Narasi Yogyakarta
Tebal : 200 Halaman
ISBN : 979 97564 0 5
Sinopsis :
Dia dilahirkan di rumah penampungan untuk kaum gelandangan. Dia dijual kepada seorang pembuat
peti mati. Untuk menghindari siksaan dan caci-maki, dia melarikan diri ke Lonhdon. Malang, dia justru terperdaya oleh Fagin, pemimpin komplotan pencuri.
Oliver Twist memang seorang anak biasa. Namun mengapa begitu banyak orang menginginkan nyawanya? Rahasia apa yang ada di balik sosok Oliver?
***
Cukup senang saat akhirnya berkesempatan baca buku ini, walau awalnya heran juga ternyata bisa menyelesaikan buku sekelas buku sastra dalam sekali duduk. Saya biasanya terbilang lambat jika membaca buku terjemahan, entah mengapa.
Berawal dari RC yang diadakan oleh salah satu sahabat BBI, Ren, yaitu membaca buku dimana ada nama orang pada judulnya. Oliver Twist jadi salah satu pilihan karena buku yang saya punya tidak banyak yang judulnya terdapat nama orang, selain itu juga bukunya tipis. Tipis? Yup, saya juga kaget kenapa buku yang terkenal ini cuma setipis ini, 200 halaman. Namun setelah tanya pakarnya buku sastra, mba' Fanda, sepertinya buku yang saya punya adalah versi adbridged.
Oke, kembali ke Oliver...
Seperti apa yang dituliskan pada sinopsis, Oliver adalah anak yang malang. Ia terlahirnya tanpa orang tua, ibunya meninggal saat melahirkannya sedang ayahnya tidak diketahui siapa. Ia tinggal di penampungan yang pengurusnya lebih mementingkan dirinya sendiri dan ketika berusia 10 tahun dan dianggap cukup besar ia dipindahkan ketempat yang tidak bisa dikatakan lebih baik dari tempat sebelumnya. Karena satu tindakannya akhirnya ia dijual, namun karena latar belakangnya ia tetap mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melarikan diri. Namun penderitaannya tidak berakhir disini.
Saat melarikan diri ia bertemu dengan orang yang salah, dan membawanya pada kelompok orang yang lagi-lagi memaksanya melakukan apa yang tidak dia inginkan. Ketika nasib baik mulai berpihak padanya, namun lagi dan lagi ada kejadian yang membuatnya kembali tertimpa kemalangan. Hingga akhirnya ada satu rahasia tentang dirinya yang terungkap, namun membuatnya berada dalam bahaya.
~.~
Oliver yang malang, iyalah saya sendiri bertanya-tanya, benarkah hidup bisa sekejam itu pada seorang anak kecil? Pastinya, saya menjadi lebih bersyukur dengan apa yang pernah saya jalani dan saya miliki. Tetapi dari apa yang Oliver jalani, mungkin juga mengingatkan bahwa ada hal-hal yang mungkin memang kita terima tanpa bisa memilih, namun yang pasti kita harus tetap bisa menjaga akal sehat kita. Oliver hanya seorang bocah yang hanya bisa menerima keadaannya, namun disatu titik akhirnya dia memilih untuk mencoba hidup yang lebih baik, walau akhirnya ia bertemu dengan orang yang salah. Ketika ia bertemu dengan Fagin-pun walau ia tidak bisa lari namun ternyata ia juga tidak serta merta melakukan apa yang Fagin perintahkan.
Buku ini juga mengajarkan bagaimana kita harus menaruh kepercayaan pada orang lain, terlebih pada orang yang baru kita kenal.
Mungkin karena saya membaca versi adbridged-nya, saya merasa sosok Oliver kurang terlalu ditampilkan. Walau mungkin tokoh-tokoh yang lain memang terkait dengan Oliver, namun tetap saja rasanya sosok Oliver sendiri kurang begitu menonjol. Malah lebih menonjol tokoh Fagin, ah... bisa dibilang tokoh ini cukup sukses, sukses membuat saya membencinya. Huh!
Ah, saya jadi pengen baca buku terjemahan "aslinya". ;)
3,5 (3 di GR) / 5 untuk keteguhan hati Oliver anak yang malang.