Judul : My Cup Of Tea
Penulis : Nia Nurdiansyah
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 353 Halaman
ISBN : 978 979 780 632 3
Sinopsis :
“People who are meant
to be together will always find their way back to each other. They may take
detours in life but they’re never lost.”
Shereen tahu, pesan itu bisa ditujukan untuk siapa saja.
Apakah itu menggambarkan hubungannya dengan Park Min Ho, atau justru dengan
Dipi – tak ada yang tahu. Karena ia memang tidak pernah benar-benar yakin
apakah seserang memang benar-benar ditakdirkan untuknya, atau tidak.
Namun, terkadang ada sepercik kepercayaan di hati, tentang
apa yang seharusnya diperjuangkan, dan apa yang seharusnya dilepaskan.
Beberapa orang singgah untuk bersama dalam jangka waktu yang
lama, sementara yang lain hanya lewat untuk menemani sesaat. Pada suatu waktu,
ada dia yang mungkin tanpa kehadirannya, kita sama sekali tidak dapat menahan
sebuah penderitaan seorang diri.
***
Kisah Shareen dan Dipi, yang bersahabat sejak mereka kecil.
Dipi yang usianya lebih muda dari Shareen, sudah dianggap adik oleh Shareen
yang harus selalu dijaganya. Tetapi ternyata hal itu tidak berlaku untuk Dipi.
Ia tidak suka diperlakukan terus seperti anak kecil.
Mereka berdua bertumbuh, tetapi persahabatan mereka tetap
terbina. Dipi walau lebih muda bisa menjadi teman Shareen untuk bercerita,
walau tak semua hal diceritakan oleh Shareen, karena baginya Dipi tak akan
mengerti tentang permasalahan “wanita”.
Namun, seiring berjalannya waktu Dipi menyadari perasaannya
pada Shareen. Perasaan yang berbeda dengan perasaan seorang sahabat, perasaan
yang lebih dari itu. Perasaan itu ia simpan sendiri tak ia katakan pada
Shareen, jadilah ia menjadi tempat curhat setia untuk cerita Shareen tentang
kekasih-kekasihnya. Resiko?
***
Kisah sahabat dengan beda genre dan akhirnya terselip cinta
diantara keduanya sepertinya sudah begitu jamak. Errr, sebelum baca buku ini
kebetulan sekali saya membaca dua buku berbeda tetapi dengan cerita yang
diusung sama. Sahabat jadi cinta. Ugh!
Tapi pastinya cara bercerita yang berbeda tentunya membuat
semuanya terasa berbeda. Dalam buku ini, Nia menghadirkan racikan berbeda,
yaitu menceritakan bagaimana awal pertemuan Shareen dan Dipi, bagaimana mereka
akhirnya menjadi begitu dekat satu sama lain. Selain itu, Nia juga menyuguhkan
hal berbeda lain, yaitu kecintaan Dipi akan teh, dan Nia menceritakan awal mula
semua itu.
Namuuuun, bagiku
racikan ini justru menjadi seperti kesalahan, karena alur mundur yang hadir dan
dengan komposisi yang banyak membuat saya sedikit merasa bosan saat membacanya.
Sedang hal lain yang aku rasa cukup mengganggu adalah PoV
yang digunakan oleh Nia. Bab ini menggunakan sudut padang orang ketiga,
kemudian beralih ke sudut pandang Dipi, eeeeeh kemudian mendadak beralih ke
sudut pandang Shareen, dan kembali kesudut pandang orang ketiga.
Penggunaan sudut pandang yang jamak sebenarnya tidak
masalah, tetapi jika tidak ada pengantar atau ketetapan (seperti ganti bab
ganti sudut pandang, dan itu konstan) maka pembaca dibuat bingung. ‘Loh kok
Dipi mikirnya gini, oooooh ternyata sudut pandang Shareen’. Ya, komentar
seperti itu terucap juga sih akhirnya saat baca.
Beberapa tokoh juga sepertinya dimasukkan secara paksa, yang
begitu terlihat adalah Park Min Ho. Tokoh yang kebetulan ketemu, terus jadi
temen curhat dan ah… terlalu cepat pokoknya.
Yang aku suka dari buku ini adalah kalimat-kalimat cantik
yang bertebaran. :) Selain itu covernya walau mungkin terlihat biasa tapi tetap
menarik perhatian. Kemudian errrr, potongan-potongan lirik lagu yang membuat
saya ingin mendengarkan lagunya secara utuh.
Jadi, ya itulah awalnya saya berikan 2,5 bintang untuk buku
ini… tapi rasanya bisa menjadi 3 jika saja sebelum membaca buku ini saya tidak
membaca 2 buku yang mengangkat topik yang sama – sahabat jadi cinta. :D
No comments:
Post a Comment