Monday, July 29, 2013

[Haru Syndrome’s Waiting Room] Inge: ‘After D-100’

Awal bulan ini aku berkesempatan menjadi salah satu blogger / reviewer yang diajak sedikit berbincang dengan Penerbit Haru tentang salah satu buku mereka yang sudah aku review, yaitu After D-100. Pastinya seneng banget dapet kesempatan ini, karena selain Penerbit Haru menanyakan beberapa hal tentang review buku, aku juga diberi kesempatan yang sama, bertanya pada Penerbit Haru. :)

So, inilah bincang-bincangnya. Eh tapi sebelumnya aku tuliskan dulu apa yang aku tau (walau masih sedikit) tentang Penerbit Haru.

Penerbit Haru, mungkin saat ini lebih dikenal sebagai Penerbit yang menerbitkan buku-buku terjemahan Korea dan Jepang, selain menerbitkan buku lokal. Mungkin banyak yang mengira Penerbit Haru mengkhususkan diri dengan hanya menerbitkan buku dengan tema atau setting Korea dan Jepang saja, tetapi ternyata tidak. Dari beberapa sesi Haru Syndrome's Waiting Room yang sudah diadakan sebelumnya, Penerbit Haru memang saat ini lebih banyak menerbitkan buku Korea-Jepang, tetapi nantinya tidak menutup kemungkinan Penerbit Haru akan menerbitkan buku-buku menarik lain diluar Korea-Jepang. Can't wait for it!

Perbincangan dibawah ini langsung aku copas ya... dari notes FP Penerbit Haru di FB :

Sudah kangen dengan Haru Syndrome’s Waiting Room belum, nih?
Kali ini Haru akan membahas novel After D-100 dengan seorang blogger cantik bernama Inge yang sudah mereview buku ini http://bacaaninge.blogspot.com/2013/06/after-d-100.html.

Kenalan dulu yuk sama Inge.

Huiii...
Salam kenal sebelumnya. Namaku Inge, ibu 2 anak yang suka banget baca buku terlebih genre romance dan fantasy. Selalu meluangkan waktu diantara saat-saat mengasuh buah hatiku. Selain baca aku juga suka menulis, walau sebatas cerpen untuk konsumsi terbatas hehe. Sejak bergabung dengan grup Blogger Buku Indonesia, makin banyak pengetahuanku tentang buku dan semakin memperluas genrebacaan selain itu juga makin rajin review. Ini twitter dan blogku: @noninge http://bacaaninge.blogspot.com/

Mari simak perbincangan Haru dan Inge.

PERTANYAAN UNTUK INGE


1. Cerita dong, apa asyiknya ngereview novel?
Asyiknya ngereview novel itu saya bisa menceritakan apa yang saya dapat dari novel, karena bagi saya baik novel yang mendapat rating jeleksekalipun pasti kasih pelajaran tersendiri. Nah melalui review saya ingin membaginya dengan pembaca lain, selain tentunya sebagai tempat “menyimpan”untuk diri saya sendiri nantinya.

Selain itu, kadang dengan mereview bisa sedikit mengeluarkan uneg-uneg kalau dirasa novelnya kurang bagus (walau bagus nggaknya novel tentu kembali kepada selera). Seperti kata seorang teman di grup BBI (yang intinya) kalau mereview itu seperti mengeluarkan semua isi kepala tentang novel yang baru dibaca sehingga bisa menerima novel baru yang akan dibaca dengan lebih lega.

2. Biasanya nih, kalau ngerating sebuah buku, apa dasar pemberian bintang 1-5?
Banyak sih dasar pemberian bintang, tapi yang pertama pastinya dari segiceritanya ya. Mulai dari tema yang diangkat, kemudian bagaimana penulis membawakan ceritanya (mengalir atau nggak), kemudian diksi-diksi yang digunakan. Kemudian pesan/pembelajaran yang disisipkan secara nggak langsung oleh penulisnya.
Hal lain yang berpengaruh adalah cover, ketepatan pemilihancover dengan isi buku. Karena nggak jarang saya membeli buku awalnya hanya tertarik pada cover, jadi kalau ceritanya nggak sesuai jadi sedikit menurunkan mood baca juga.

Kemudian typo, ini juga kadang berpengaruh. Walau saya kadangkurang memperhatikan typo tapi kalau terlalu banyak dan typonya mengganggupasti juga menurunkan rating yang diberikan. Yang terakhir mungkin untuk buku terjemahan ya, yaitu bagaimana penerjemah menyampaikan maksud penulis dengan tidak kaku. Jujur saya kurang seberapa suka dengan buku terjemahan, salah satu alasannya karena terkadang terjemahannya tidak sesuai dengan apa yang dimaksud penulis sebenarnya, dan ini kadang bisa dirasakan walau tidak membaca buku aslinya.

3. Di review kamu, After D-100 dapet rating 4 . Nah apa artinya nih?
Buku After D-100 buat aku menarik banget. Mulai dari tema yang diangkat,kehidupan sebuah keluarga (dengan budaya Korea-nya) kemudian konflik-konflik yang dihadirkan, semua terasa mengalir dan enak banget dinikmatinya. Banyak pembelajaran yang bisa diambil tentang masalah rumah tangga, terlebih saya sudah menikah jadi pas banget. :)

Covernya menarik, penuh warna tapi juga menggambarkan apaisi dari buku itu. Juga tidak banyaknya typo (atau mungkin tidak ada, nggaknyatet sih hehe) yang aku temukan. Kemudian dari sisi terjemahan, suka banget. Sampai seperti yang aku tuliskan di reviewku kalau membaca After D-100 ini seperti membaca novel lokal, karena terjemahannya yang tidak kaku.

Lantas kenapa kok tidak 5? Karena aku masih menyimpan pertanyaan, kenapa judulnya After D-100 sedang yang lebih banyak diceritakan adalah sebelum hari ke 100 itu. Selain itu (masalah selera saja sih) kejadian setelah D-100 ada bagian yang aku kurang suka. :)

4. Novel After D-100 ini bakal kamu rekomendasiin ke pembaca yang seperti apa sih?
Tentunya ke mereka yang penikmat romance. Bukan hanya mereka yang sudah berkeluarga atau akan menikah, walau mungkin ceritanya tentang kehidupan keluarga tetapi ini banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajarandari buku ini. Walau mungkin tidak kepada mereka yang masih dibawah umur, karena buat aku mungkin buku ini sebaiknya dilabeli 17 ++ :p

5. Menurutkamu apa sih yang bisa kamu pelajari dari novel ini?
Banyak! Salah satunya adalah tentang menjaga sebuah hubungan yang paling utamabukan hanya masalah cinta tetapi lebih penting lagi adalah komunikasi. Kemudiantentang bagaimana merencanakan masa depan, bahwa semua yang kita lakukan kiniberdampak pada apa yang terjadi nanti, cepat atau lambat. Selain itu tentang keegoisan diri, bahwa keputusan yang kita ambil benarkah untuk kepentingan bersama, atau sebenarnya untuk kepentingan kita sendiri.

PERTANYAANUNTUK HARU :

1. Tentangterjemahan, karena kadang buku terjemahan terasa "kaku" apa yang menjadi antisipasi Haru untuk menghindari hal itu?
Proses editing selalu dilakukan berlapis. Selain editor,juga ada 2-3 orang non-editor yang bertugas membaca naskah sebagai ‘pembaca’untuk menilai keluwesan kalimat. Apabila masih dirasa kaku, maka akan diedit lagi namun tetap disesuaikan dengan konteks dan gaya bahasa penulisnya.

2. ApakahHaru mengkhususkan sebagai penerbit dengan genre romance atau akan berkembang nantinya?
Ke depannya, akan ada genreyang lain. Please wait for it :)

3. Dalammenerbitkan novel terjemahan, apakah Haru juga menerima permintaan khusus dari penulis atau dari pembaca?
Tentu saja. Kami sangat terbuka kalau ada yang request judul tertentu pada kami.Beberapa novel yang sudah terbit juga hasil dari permintaan pembaca lho. Kalau Inge atau pembaca lain mau request juga bisa lho!

4. Dalam satu bulan Haru menargetkan menerbitkan berapa buku? Apa pertimbangannya?
Diusahakan dalam 1 bulan akan ada 2-3 buku. Selain karena sekarang masih kekurangan naskah (ayo para penulis, kirimkan naskah kamu kekami ya *sekalian promosi. Cek penerbitharu.com untuk pengiriman naskah*), juga supaya promosi buku bisa terfokuskan.

5. Untuk novel yang sudah pernah terbit, apa yang menjadi pertimbangan Haru dalam mencetak ulang dengan cover baru?
Sampai saat ini baru satu buku yang memiliki cover baruyaitu So, I Married the Anti-fan-nya Kim Eun Jeong. Pertimbangannya karenaselain cover, kami juga ingin memperbaiki kualitas kertas supaya lebih enakdibaca. Dengan cover yang sama namun kertas dalam berbeda pasti akan membingungkan pembaca. Makanya, novel ini akhirnya diputuskan untuk di-makeover covernya :)

Terima kasih banyak buat Inge yang sudah menyempatkan waktu buat Haru. Sampai jumpa di Haru Syndrome's Waiting Room berikutnya.


Soooo, yuk baca buku dari Penerbit Haru... banyak lagi loh yang lainnya yang pastinya nggak kalah keren. :) Trus share review kamu, siapa tau kamu menjadi salah satu reviewer di Haru Syndrome's Waiting Room. ^^

No comments:

Post a Comment