Thursday, October 9, 2014

Sweet Home



Judul : Sweet Home
Penulis : Adeliany Azfar
Penerbit : Haru
Tebal : 360 Halaman
ISBN : 978 602 774 2413

Sinopsis :

Bagi Emily Cox, naik ke grade 11 sama dengan gejolak emosi yang tiada habisnya. 

Matthew Cooper, pacar sekaligus temannya sejak kecil, memutuskan hubungan mereka. Sementara Marion-Mary-Scott, sahabat dan tetangga sebelah rumahnya, terpaksa pindah dari Sweet Home ke kota lain setelah ibunya menikah lagi. 

Saat Emily menyangka kehidupannya tidak bisa lebih buruk dari itu, puluhan pesawat kertas berisi curahan hati rahasia yang ia terbangkan ke teras rumah sebelah, yang semestinya ditujukan kepada Mary, hilang tiba-tiba! 

Lalu muncullah Tyler Adams, tetangga baru yang dengan seenaknya selalu merecokinya dan membuat hari-harinya semakin menyebalkan. 

Apa sih sebenarnya tujuan cowok itu?

***

Cerita tentang kehidupan Emily setelah 'ditinggalkan' oleh sahabatnya yang tak berselang lama setelah jalinan kasihnya dengan 'teman masa kecil'nya kandas. Emily yang merasa sendiri, tak lagi bersemangat untuk menjalani hari-harinya. Ia belum sepenuhnya dapat melupakan mantan kekasihnya, walau ia sudah tidak lagi melakukan hal-hal yang dulu sering ia lakukan bersama mantannya.

Namun, kemudian hadir Tyler, yang awalnya 'mengganggu' kenyamanan Emily. Tingkah polah Tyler yang terkadang bisa dikatakan membuat ulah membuatnya dijauhi oleh teman-teman di sekolahnya, begitu juga yang dilakukan oleh Emily. Namun ternyata ada cerita tersendiri dibalik kelakuan 'ajaib' Tyler.

Perkenalan Emily & Tyler bisa dikatakan berawal dari tindakan ceroboh Emily, namun akhirnya walau awalnya Emily menjauhi Tyler mereka menjadi dekat. Namun kedekatan mereka ternyata mengundang kecemburuan Matthew, mantan Emily. Matthew sendiri ternyata sama dengan Emily, ia juga tidak bisa melupakan Emily begitu saja. Hingga akhirnya ia mulai lagi mendekati Emily.

***

Cerita dalam buku ini bisa dibilang sangat ringan. Sempat seperti bisa menebak akan bagaimana cerita dibuku ini bergulir, namun ada beberapa kejutan yang diberikan oleh penulisnya.

Selain kisah romance-nya yang bisa dikatakan konfliknya masih cenderung biasa, yang paling saya suka dari buku ini adalah cerita tentang keluarga yang dihadirkan. Kisah tentang Ayah & Ibu Emily yang berpisah, tetapi mereka masih begitu menjaga hubungan baik. Walau salah satu dari mereka sudah menikah kembali, namun hubungan 'keluarga' seakan tak pernah putus.

Orang-orang bilang hidupku menyedihkan karena kedua orang tuaku bercerai dan terpaksa hidup berdua dengan Gran. Namun tanpa mereka tahu, hidupku jauh lebih bahagia dengan hidup terpisah dari Mom dan Dad. Kini mereka lebih akur ketika tidak lagi terikat hubungan pernikahan, dan kami pun masih bisa menyayangi seperti saat ini. (Hal. 50)

Awalnya saya sempat heran, mengapa penulis menggunakan setting luar negeri. Saya hanya menduga bagian cerita keluarga ini bisa menjadi salah satu alasannya. #soktau# Karena memang untuk kondisi jika menggunakan setting dalam negeri masalah perpisahan yang sering saya baca adalah berujung konflik, atau masih terkesan bahwa berpisah *bercerai* adalah sesuatu kesalahan besar. Bukan berarti saya membenarkan semua perceraian yang terjadi, hanya saja terkadang masih ada penyangkalan jika perpisahan itu bisa membuat yang menjalaninya lebih bahagia. :D

Ah, kok jadi ngelantur ya. #maafkan#

Saya suka dengan karakter Tyler, terlebih kisah lain yang dijelaskan Aaron, kakaknya, tentang tingkah aneh Tyler. Seorang anak yang tidak ingin dibanding-bandingkan terlebih dengan kakaknya sendiri. Seorang anak yang mencari perhatian dengan caranya sendiri.

"Jadi itu alasanmu selalu membuat onar di sekolah? Kurasa kau terlalu terobsesi untuk bertemu dengan ayahmu  untuk diinterogasi." (Hal. 130)

Awalnya memang terkesan jail dan tipe pembuat onar, namun ternyata ia juga memiliki keinginan untuk dipandang tak lagi sebelah mata. Khususnya oleh keluarganya. Cara Tyler untuk bisa dekat dengan orang yang dicintainya cukup unik, antara gemas juga pengen jitak saat bacanya.

"Katanya, ia ingin kau bahagia dengan Matt."  (Hal. 256)

Tentang Matthew, entah kenapa karakternya terkesan jahat. Mulai dari tindakannya memanas-manasi Emily sampai dengan apa yang ia lakukan di pesta Andrea.

Dan untuk Andrea sendiri benar-benar standar cewek 'jahat' di sekolah. :D Mulai bagaimana ia berpura-pura sakit untuk mendapat perhatian Matt, sampai apa yang dia lakukan di pestanya. Entah kenapa kok rasa-rasanya Matt lebih cocok dengan Andrea. Hehehe.

Buku ini bisa dibilang alurnya lumayan cepat, dan cerita mengalir. Namun entah seperti kurang menemukan greget dari konflik yang diciptakan. Lebih banyak mudah tertebak bagaimana kisah Matt - Emily - Tyler ini. Tapi walau mungkin ada bagian-bagian tertentu yang mudah tertebak namun buku ini cukup membuat penasaran. 

Satu lagi, dari apa yang dilakukan Tyler dengan sifat membangkangnya, saya rasa baik untuk lebih digali. Terkesan hanya karena ia terlalu dibandingkan dengan kakaknya. Kedekatan keluarga hanya ditunjukkan dalam keluarga Emily, sedang dari keluarga Tyler entah kenapa hanya terlihat konfliknya saja, walau mungkin penggambaran bagaimana Aaron yang begitu mengerti Tyler, tapi tetap berasa kurang.

Yang menarik adalah tulisan semacam catatan harian dari sisi Tyler, tak banyak tapi buat saya itu so sweeeeeeet. :')

3,5 (3 di GR) untuk kisah Tyler - Emily - Matthew - Andrea.

No comments:

Post a Comment