Tuesday, February 24, 2015

Endless Love

Berpisah dengan orang yang kita sayangi apapun alasannya pasti akan membawa kesedihan tersendiri pada setiap orang. Ada yang memilih menunggu, ada yang seperti berusaha untuk melangkah maju padahal hatinya tetap di 'tempat semula', ada yang benar-benar melangkah pergi.

Ketika menunggu dan kemudian orang yang kita tunggu akhirnya datang, rasa bahagia pasti membuncah. Namun apa jadinya ternyata semua tak seperti yang kita harapkan. Ia kembali tetapi keadaan sudah tak seperti sebelumnya.

Judul : Endless Love
Penulis : Wu Xiao Yue
Penerbit : Haru
Alih Bahasa : Jeanni Hidayat
Tebal : 278 Halaman
ISBN : 978 602 7742 44 4

Sinopsis :

Bermula dari suatu kejadian yang melibatkan benang merah, kenangan-kenangan manis di antara mereka pun perlahan terukir. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, salah seorang dari mereka memilih untuk mengubur kenangan itu dalam-dalam.

Siapa yang mengira bahwa Liang Jing Hao, laki-laki dingin perwakilan perusahaan Red Line Soft Tech yang berhati dingin itu, dulunya adalah pria yang selalu penuh dengan tawa?

Dan siapa juga yang akan menyangka bahwa Song Rui En, pelukis jalanan yang selalu menunggu di depan bandara itu, dulunya adalah wanita yang hidup penuh kemewahan?

Saat mereka bertemu kembali, dapatkah kenangan tentang benang merah itu menghadirkan kebahagiaan bagi kedua orang tersebut?

Atau... malah sebaliknya?


***

Kisah tentang Song Rui En dan Liang Jing Hao, mereka yang bertemu bisa dikatakan karena tidak sengaja. Namun perjalanan selanjutnya membuat mereka akhirnya terikat satu sama lain, oleh benang merah seperti awal perjumpaan mereka.

Perbedaan tingkat sosial antar keduanya membuat hubungan mereka awalnya seakan saling bermusuhan karena seakan tak bisa memahami keadaan satu dengan lainnya.  Ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh Rui En menyakiti hati Jing Hao. Perbuatan baik yang kemudian diberikan oleh Rui En juga disalah artikan oleh Jing Hao.

Namun lambat laun mereka bisa mengerti satu dengan lainnya. Walau mungkin semua berawal dari ikut campurnya Jing Hao dalam urusan asmara Rui En.

Tapi ada hal yang akhirnya memisahkan mereka, selama tiga tahun Jing Hao meninggalkan Rui En, meninggalkan negaranya, meninggalkan sahabat-sahabatnya. Sesuatu yang membuat Jing. Hao berubah, bahkan setelah tiga tahun dan ia harus kembali lagi ke Taiwan.

***

Kisah cinta beda status sosial ini mungkin sudah banyak ditemu, namun cerita ini memiliki cerita tersendiri untuk konfliknya. Sesuatu yang tidak saya duga. Saat awal membacanya saya berpikir bahwa yang memisahkan keduanya adalah Ayah Rui En yang tidak bisa menerima Jing Hao karena kemiskinannya. Dan kemudian Jing Hao harus meninggalkan Taiwan untuk membuktikan bahwa ia pantas untuk Rui En.

Namun ternyata semua bayangan saya tadi salaaaah! Walau jalan cerita untuk novel ini banyak flash back, namun justru itu yang membuat menarik. Dimana kita diajak merasakan dulu apa yang tengah dirasakan oleh kedua tokoh utama, baru kemudian dibeberkan mengapa ia melakukan itu semua.

Menarik karena yang dirasa pertama malah sebel dengan tingkah Jing Hao yang seakan begitu tega menyakiti Rui En. Gemes juga saat sedikit demi sedikit tau bahwa sebenarnya Jing Hao sendiri ternyata juga belum move on. Dan penasaran apa yang menjadi penyebab semuanya terjadi.

Mungkin ada satu hal yang kurang saya suka dari novel ini. Keputusan Jing Hao di akhir, bukan tentang endingnya. Kalau endingnya saya suka, maniiiiis. Hanya saja keputusan Jing Hao yang membuat saya mengerutkan dahi. Mengapa seakan tidak ada jalan keluar lain yang membuatnya tetap bisa bersama orang yang ia sayangi tapi tak melepas kesempatan besar lainnya.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Selain ceritanya yang menarik, terjemahannya pun enak. Mengalir, dan saat membacanya seakan membaca novel lokal. Tidak terkesan kaku.

Beberapa kalimat dalam novel ini yang aku suka :
“Pria dan wanita yang sudah terhubung oleh benang merah, betapa pun keduanya saling membenci dan mendendam, pada akhirnya tetap akan menikah, menjadi sepasang suami istri."
“Kau adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku. Tuhan menghadiahkan kau padaku atas semua kesabaranku. Ya, pasti begitu …”
“Lihatlah lebih dekat ke dalam hatimu! Kalau tidak mampu menjelaskannya, maka peganglah dia dengan erat. Kalau dia tidak mencintaimu, ya kau lepaskanlah dia dengan ikhlas, jangan pikirkan dia lagi!” 

4/5 Bintang untuk benang merah yang mengikat Rui En dan Jing Hao.

No comments:

Post a Comment