Wednesday, January 31, 2018

Better With You

Pernah nggak merasa sendiri, padahal sedang berada di lingkungan sehari-hari? Merasa asing dengan semua keseharian yang dijalani, karena melakukan apa yang sebenarnya tidak kita inginkan. Kadang kita melakukan apa yang tidak kita ingin lakukan hanya untuk menyenangkan orang lain. Tetapi apa bisa membuat orang lain bahagia jika diri sendiri tidak merasa bahagia.

A post shared by mini libraryku (@minilibraryku) on

Judul : Better With You
Penulis : Clara Canceriana
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 335 Halaman
ISBN : 978 979 780 884 6
Sinopsis

Seseorang pernah berkata kepadaku, memberi tahu perasaan kita kepada orang lain itu sah-sah saja. Namun, mengaoa aku selalu kesulitan untuk mengatakan perasaanku yang sesungguhnya? Kepada dia yang sehangat matahari. Yang mampu meluluhkan segala gundah di dalam hati.

Ada juga yang bilang, bila sembuyi-sembuyi gini, ia tidak akan pernah tahu perasaan yang kurasakan. Entah, mengapa rasa takut itu selalu ada? Padahal, ia selalu mengajarkanku untuk melawan rasa takut dan jujur pada diri sendiri.

Namun, saat kita sudah merasa begitu nyaman di dekat orang yang kita sukai, apakah kita masih perlu mengungkapkan perasaan hati?
***
Memasuki kehidupan Luna, seorang gadis yang menjadi kebanggaan di sekolahnya, mengenal lebih tentang seseorang yang harus menyembunyikan kesukaannya membaca komik hanya karena hampir semua orang disekelilingnya merasa membaca komik hanya sebuah kegiatan yang membuang-buang waktu. Hari-harinya hanya berisi belajar, belajar, dan belajar.

Membosankan? Mungkin ya. Sampai akhirnya ada Haruki, anak laki-laki pindahan karena menerima beasiswa, yang kemudian 'mengacaukan' kehidupan Luna. Haruki menjadi murid baru di sekolah Luna, dengan beasiswa, namun yang menjadi masalah adalah asal sekolah Haruki yang ternyata merupakan saingan dari sekolah Luna walau berada dalam yayasan yang sama.

Saya mungkin nggak akan betah berada di sekolah tempat Luna belajar, entah mengapa sekolah ini rasanya terlalu kaku. Bukan hanya murid-muridnya tetapi juga guru, bahkan yang paling menonjol adalah kepala sekolahnya. Sejak awal perkenalan Haruki saya sendiri sudah nggak suka dengan kepala sekolahnya. Kepala sekolah yang sekolahnya menerima murid beasiswa tapi kemudian menjelekkan penerima beasiswa itu sendiri, sedikit konyol rasanya. Hahaha.

Kembali ke Luna dan Haruki, yang dalam kehidupan pribadinya memiliki masalah masing-masing. Tapiiii, saya suka bagaimana hubungan mereka akhirnya terbangun. Mereka berdua yang dianggap sebagian teman harusnya saling bersaing untuk menjadi yang terbaik, justru menjadi dekat satu sama lain.

Saya suka dengan konflik-konflik khas anak sekolah yang dihadirkan. Hubungan dengan orang tua yang mungkin juga jamak seperti yang dialami Luna dan tak sedikit juga mungkin yang mengalami seperti Haruki. Koflik yang membuat saya tak lagi takut membayangkan akan bagaimana kehidupan anak sekolah besok saat anak-anak saya memasuki kehidupan anak sekolah.

Endingnya sebenarnya cukup manis, walau ya...  saya dibuat patah hati juga. Kenapaaaaa kok... ah sudah lah. Hahaha.

4⭐️⭐️⭐️⭐️

No comments:

Post a Comment