Judul : Morning Light
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 176 Halaman
ISBN : 978 979 780 433 6
Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia : matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup – malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya
Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri. Aku bahkan mengabaikan suara lirih di dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?
***
Kisah tentang empat orang sahabat, dua diantaranya sudah bersahabat sejak kecil sedang dua yang lainnya bersahabat sejak mereka berkenalan saat pertama kali masuk SMP.
Devon dan Sophie walau sudah bersahabat sejak kecil tetapi kelakuan mereka lebih terlihat seperti “musuh” yang saling mencela satu sama lain. Tetapi sebenarnya dari apa yang mereka lakukan menunjukkan bahwa mereka peduli satu sama lain.
Devon, Sophie, Julian dan Agnes sama-sama terlambat saat pertama kali masuk SMP dan sejak itulah mereka bersahabat. Walau akhirnya mereka masuk di SMA yang berbeda, kecuali Devon dan Sophie masuk SMA yang sama.
Mereka memiliki masalah masing-masing dan satu sama lain walau tidak saling ikut campur tetapi seperti memiliki cara sendiri untuk saling menguatkan dan menjaga.
Dan disatu titik, mereka menjadi pengingat bagi satu sama lain. :D
~.~
Pertama kali baca buku ini itu tahun 2011, dan pernah juga buat reviewnya, di sini. :D
Hal menarik disuguhkan lewat masalah yang dihadapi oleh masing-masing individu. Saat mereka terjebak, merasa harus menyamai bahkan melebihi orang lain yang mereka rasa hebat. Bagaimana usaha mereka selama inisemakin menunjukkan bahwa itu bukanlah mereka yang sebenarnya.
Yang menarik juga adalah hubungan antara mereka dengan keluarga terlebih orang tua mereka. Bagaimana kesalahpahaman terjadi karena kurangnya komunikasi. Apa yang kita pikir menghindarkan luka dari orang yang kita sayangi justru melukai orang itu.
Suka dengan bagaimana Windhy menunjukkan bagaimana kedekatan dengan sebuah rasa yang lebih antara masing-masing-masing 'pasangan'. Mengalir, dan ya... Walau mungkin jadinya mudah sekali
tertebak. Tetap manis dan nggak berlebihan.
Banyak hal yang bisa diambil dari buku ini. Tentang bagaimana harusnya seorang sahabat, tidak hanya mengamini semua kelakukan sahabatnya tetapi juga sebagai pengingat bagi sahabat lainnya. Tentang bagaimana memahami diri sendiri, yang terkadang ternyata orang lain lebih memahami diri kita dan bagaimana menerima saran/kritik dari orang lain walau mungkin apa yang disampaikan itu tidak sesuai dengan apa yang kita ingin dengar. Karena terkadang ketika kita melakukan penyangkalan, maka saat itulah bahwa sebenarnya apa yang dikatakan oleh orang lain itulah sebuah kebenaran.
3,5 (3 di GR) untuk bunga matahari yang indah.
No comments:
Post a Comment