Harry Potter and The Sorcerer’s Stone
J.K Rowling
Gramedia Pustaka Utama
382 Halaman
978 979 655 851 3
Sinopsis :
Harry Potter belum pernah jadi
bintang tim Quidditch mencetak angka sambil terbang tinggi naik sapu. Dia tidak
tahu mantra sama sekali, tidak pernah membantu menetaskan naga ataupun memakai
Jubah Gaib yang bisa membuatnya tidak kelihatan.
Selama ini dia hidup menderita
bersama paman dan bibinya, serta Dudley, anak mereka yang gendut dan manja.
Kamar Harry adalah lemari sempit di bawah tangga loteng, dan selama sebelas
tahun, belum pernah sekalipun ia merayakan ulang tahun.
Tetapi semua itu berubah dengan
datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Surat yang
mengundangnya datang ke tempat luar biasa, tempat yang tak terlupakan bagi Harry
– dan siapa saja yang membaca kisahnya. Karena ditempat itu dia tak hanya
menemukan teman, olahraga udara dan sihir dalam segala hal, dari pelajaran
sampai makanan, melainkan juga takdir untuk menjadi penyihir besar… kalau Harry
berhasil selamat berhadapan dengan musuh bebuyutannya.
****
Diawali dengan cerita tentang
kehidupan keluarga Dursley yang tinggal di Privet Drive nomor empat. Kehidupan
yang mungkin layaknya manusia lain dengan kebiasaan-kebiasaan mereka. Namun
semua itu berubah, sejak hari dimana keanehan terjadi tidak hanya di sekitar
mereka tapi juga diseluruh dunia.
Bagaimana ramalan cuaca seperti
tak lagi berlaku, kemudian banyaknya orang mengenakan pakaian yang “aneh”,
serta percakapan-percakapan yang tak sengaja terdengar oleh Mr. Dursley.
Puncaknya adalah ketika suatu pagi mereka menemukan bayi laki-laki dalam
keranjang di depan pintu rumah mereka. Ya, bayi itu adalah Harry Potter.
Harry Potter, yang tertidur dalam
keranjang, diantarkan oleh Hagrid, seorang pria dengan badan luar biasa besar
dari ukuran manusia biasa (ya, karena dia kan keturunan raksasa :p), Profesor
McGonagall, yang ternyata perubahan wujud dari kucing yang seharian itu berada
di depan rumah keluarga Dursley, juga Profesor Dumbledore. Mereka menyebut
Harry Potter adalah anak laki-laki yang bertahan hidup.
Harry Potter tak mengetahui
apapun tentang asal usul ibu dan ayahnya, ia hanya tau kalau kedua orang tuanya
tewas akibat kecelakaan. Hingga suatu hari saat umurnya menjelang 11 tahun
semua seakan tak dapat lagi disembunyikan dari dirinya.
Kedatangan Hagrid setelah
berpuluh-puluh surat yang harusnya diterima Harry Potter tak sampai ketangannya
karena selalu dihalangi oleh paman dan bibinya, membuka semua rahasia tentang
diri Harry Potter yang selama ini disembunyikan.
Kisah hidupnya bisa dikatakan
baru dimulai, ketika akhirnya ia bisa berangkat bersekolah di Hogward.
Pertemanannya dengan Ron dan
Hermione, serta rasa ingin tahu dan “peduli”nya yang besar sehingga Harry serta
kedua sahabatnya itu berpetualang menghadapi hal yang tak mereka duga
sebelumnya.
***
Membaca kisah tentang Harry
Potter ini sepertinya tak akan pernah menemui kata bosan. Terlebih lagi re-read
kali ini dalam rangka mengikuti event Hotter Potter, dan juga bisa digabung dalam beberapa event Reading Challenge, diantaranya : Fun Year Event With Children's Literature, juga Fantasy Reading Challenge. ^^
Membaca buku Harry Potter terakhir
kalinya sepertinya sudah agak lama, walau isinya mungkin sedikit hafal karena
seringnya menonton ulang filmnya. Tetapi ketika akhirnya membaca lagi,
keseruannya nggak berkurang. Terlebih karena mungkin adegan yang udah nempel di
otak adalah adegan-adegan dalam film, yang tentunya ada adegan dalam buku yang
tidak diikutsertakan atau sedikit diubah.
Rasanya tak ada bagian yang tak
menarik, tetapi paling suka adalah adegan saat Harry menemukan cermin yang
dapat menampilkan apa yang ia ingin lihat, hasrat terdalamnya. Walau akhirnya
Dumbledore melarangnya untuk mencari cermin itu lagi, tetapi saat akhirnya
Harry bisa melihat wajah ayah dan ibunya untuk pertama kali, ahhh… entah kenapa
suka dengan adegan itu, terlebih saat difilmkan.
Yang paling mengesankan, walau
mungkin ini termasuk buku anak-anak tetapi hal yang disampaikan begitu
mendalam, yaitu tentang kekuatan cinta. Dan itu terangkum dalam kalimat
Dumbledore :
“Ibumu meninggal karena berusaha menyelamatkanmu. Kalau ada satu hal
yang tidak bisa dimengerti Voldemort, itu adalah cinta. Dia tidak menyadari
bahwa cinta sekuat cinta ibumu kepadamu, meninggalkan bekas. Bukan seperti
bekas luka, bukan tanda yang kelihatan… dicintai begitu dalam, meskipun orang
yang mencintai kita sudah tiada, akan memberikan kita perlindungan untuk selamanya.”
4 / 5 Bintang untuk petualangan
awal Harry Potter ^^/
Nb.
Untuk tambahan info FYE :
Buku Harry Potter ini sepertinya layak dibaca untuk anak usia berapapun. Mungkin bisa untuk anak yang sudah mulai belajar membaca, tentunya dengan dampingan orang tua kalau masih belajar membaca. Karena banyak juga hal positif yang disampaikan, seperti perlunya olahraga, tidak menentang guru, kemudian juga tentang cinta yang disampaikan pun adalah cinta orang tua kepada anaknya. :)
Oia, Harry Potter ini juga masuk dalam kategori penerima award, keterangannya klik di sini.
dumbledore tuh emang keren banget ya =) paling suka juga quote dia tentang kematian: kematian adalah petualangan besar selanjutnya :")
ReplyDeleteKlo aku pas cermin tarsah itu, yang berkesan kalimat Dumbledore. Apalagi pas kita tahu tentang masa lalu Dumbledore di buku 7. Apakah tiap ngeliat cermin Tarsah yang dia liat adalah Arianna?
ReplyDeleteAku baca no. 1 dan no. 7 dalam tenggang waktu yang lama, sehingga aku dulu merasa bahwa tema kekuatan cinta itu baru muncul di HP 6 & 7. Baca ulang HP 1, aku baru sadar kalau aku keliru, ternyata bahkan sejak HP i-pun, tema itu sudah mengemuka. Kayaknya dulu aku lebih terpesona pada dunia Hogwarts-nya deh... :)
ReplyDeleteIya mba...dari buku satu aja udh "it's all about Love"
Deleteaku juga suka pas Harry nemu cermin Erised itu..sampe ngebayangin klo aku didepan cermin itu, kira2 apa yang aku lihat yaa...hehehe
DeletePas Harry nemuin Cermin Tarsah itu aku malah hampir nangis, lho. Kasihan banget lihatnyaa.. >,<
ReplyDeleteSepertinya buku ini semakin dibaca ulang bakal semakin banyak yg 'didapatkan' :)
ReplyDeleteAhh setuju sama bzee. Dan baca review ini bikin pengen punya si kecil yang bisa didongengin... #lho
Delete