Monday, January 28, 2013

Harry Potter and The Sorcerer’s Stone



Harry Potter and The Sorcerer’s Stone
J.K Rowling
Gramedia Pustaka Utama
382 Halaman
978 979 655 851 3


Sinopsis :

Harry Potter belum pernah jadi bintang tim Quidditch mencetak angka sambil terbang tinggi naik sapu. Dia tidak tahu mantra sama sekali, tidak pernah membantu menetaskan naga ataupun memakai Jubah Gaib yang bisa membuatnya tidak kelihatan.

Selama ini dia hidup menderita bersama paman dan bibinya, serta Dudley, anak mereka yang gendut dan manja. Kamar Harry adalah lemari sempit di bawah tangga loteng, dan selama sebelas tahun, belum pernah sekalipun ia merayakan ulang tahun.

Tetapi semua itu berubah dengan datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Surat yang mengundangnya datang ke tempat luar biasa, tempat yang tak terlupakan bagi Harry – dan siapa saja yang membaca kisahnya. Karena ditempat itu dia tak hanya menemukan teman, olahraga udara dan sihir dalam segala hal, dari pelajaran sampai makanan, melainkan juga takdir untuk menjadi penyihir besar… kalau Harry berhasil selamat berhadapan dengan musuh bebuyutannya.

****

Diawali dengan cerita tentang kehidupan keluarga Dursley yang tinggal di Privet Drive nomor empat. Kehidupan yang mungkin layaknya manusia lain dengan kebiasaan-kebiasaan mereka. Namun semua itu berubah, sejak hari dimana keanehan terjadi tidak hanya di sekitar mereka tapi juga diseluruh dunia.

Bagaimana ramalan cuaca seperti tak lagi berlaku, kemudian banyaknya orang mengenakan pakaian yang “aneh”, serta percakapan-percakapan yang tak sengaja terdengar oleh Mr. Dursley. Puncaknya adalah ketika suatu pagi mereka menemukan bayi laki-laki dalam keranjang di depan pintu rumah mereka. Ya, bayi itu adalah Harry Potter.

Harry Potter, yang tertidur dalam keranjang, diantarkan oleh Hagrid, seorang pria dengan badan luar biasa besar dari ukuran manusia biasa (ya, karena dia kan keturunan raksasa :p), Profesor McGonagall, yang ternyata perubahan wujud dari kucing yang seharian itu berada di depan rumah keluarga Dursley, juga Profesor Dumbledore. Mereka menyebut Harry Potter adalah anak laki-laki yang bertahan hidup.

Harry Potter tak mengetahui apapun tentang asal usul ibu dan ayahnya, ia hanya tau kalau kedua orang tuanya tewas akibat kecelakaan. Hingga suatu hari saat umurnya menjelang 11 tahun semua seakan tak dapat lagi disembunyikan dari dirinya.

Kedatangan Hagrid setelah berpuluh-puluh surat yang harusnya diterima Harry Potter tak sampai ketangannya karena selalu dihalangi oleh paman dan bibinya, membuka semua rahasia tentang diri Harry Potter yang selama ini disembunyikan.

Kisah hidupnya bisa dikatakan baru dimulai, ketika akhirnya ia bisa berangkat bersekolah di Hogward.

Pertemanannya dengan Ron dan Hermione, serta rasa ingin tahu dan “peduli”nya yang besar sehingga Harry serta kedua sahabatnya itu berpetualang menghadapi hal yang tak mereka duga sebelumnya.

***

Membaca kisah tentang Harry Potter ini sepertinya tak akan pernah menemui kata bosan. Terlebih lagi re-read kali ini dalam rangka mengikuti event Hotter Potter, dan juga bisa digabung dalam beberapa event Reading Challenge, diantaranya : Fun Year Event With Children's Literature, juga Fantasy Reading Challenge. ^^

Membaca buku Harry Potter terakhir kalinya sepertinya sudah agak lama, walau isinya mungkin sedikit hafal karena seringnya menonton ulang filmnya. Tetapi ketika akhirnya membaca lagi, keseruannya nggak berkurang. Terlebih karena mungkin adegan yang udah nempel di otak adalah adegan-adegan dalam film, yang tentunya ada adegan dalam buku yang tidak diikutsertakan atau sedikit diubah.

Rasanya tak ada bagian yang tak menarik, tetapi paling suka adalah adegan saat Harry menemukan cermin yang dapat menampilkan apa yang ia ingin lihat, hasrat terdalamnya. Walau akhirnya Dumbledore melarangnya untuk mencari cermin itu lagi, tetapi saat akhirnya Harry bisa melihat wajah ayah dan ibunya untuk pertama kali, ahhh… entah kenapa suka dengan adegan itu, terlebih saat difilmkan.

Yang paling mengesankan, walau mungkin ini termasuk buku anak-anak tetapi hal yang disampaikan begitu mendalam, yaitu tentang kekuatan cinta. Dan itu terangkum dalam kalimat Dumbledore :
“Ibumu meninggal karena berusaha menyelamatkanmu. Kalau ada satu hal yang tidak bisa dimengerti Voldemort, itu adalah cinta. Dia tidak menyadari bahwa cinta sekuat cinta ibumu kepadamu, meninggalkan bekas. Bukan seperti bekas luka, bukan tanda yang kelihatan… dicintai begitu dalam, meskipun orang yang mencintai kita sudah tiada, akan memberikan kita perlindungan untuk selamanya.”

4 / 5 Bintang untuk petualangan awal Harry Potter ^^/

Nb.
Untuk tambahan info FYE :
Buku Harry Potter ini sepertinya layak dibaca untuk anak usia berapapun. Mungkin bisa untuk anak yang sudah mulai belajar membaca, tentunya dengan dampingan orang tua kalau masih belajar membaca. Karena banyak juga hal positif yang disampaikan, seperti perlunya olahraga, tidak menentang guru, kemudian juga tentang cinta yang disampaikan pun adalah cinta orang tua kepada anaknya. :) 
Oia, Harry Potter ini juga masuk dalam kategori penerima award, keterangannya klik di sini.

8 comments:

  1. dumbledore tuh emang keren banget ya =) paling suka juga quote dia tentang kematian: kematian adalah petualangan besar selanjutnya :")

    ReplyDelete
  2. Klo aku pas cermin tarsah itu, yang berkesan kalimat Dumbledore. Apalagi pas kita tahu tentang masa lalu Dumbledore di buku 7. Apakah tiap ngeliat cermin Tarsah yang dia liat adalah Arianna?

    ReplyDelete
  3. Aku baca no. 1 dan no. 7 dalam tenggang waktu yang lama, sehingga aku dulu merasa bahwa tema kekuatan cinta itu baru muncul di HP 6 & 7. Baca ulang HP 1, aku baru sadar kalau aku keliru, ternyata bahkan sejak HP i-pun, tema itu sudah mengemuka. Kayaknya dulu aku lebih terpesona pada dunia Hogwarts-nya deh... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba...dari buku satu aja udh "it's all about Love"

      Delete
    2. aku juga suka pas Harry nemu cermin Erised itu..sampe ngebayangin klo aku didepan cermin itu, kira2 apa yang aku lihat yaa...hehehe

      Delete
  4. Pas Harry nemuin Cermin Tarsah itu aku malah hampir nangis, lho. Kasihan banget lihatnyaa.. >,<

    ReplyDelete
  5. Sepertinya buku ini semakin dibaca ulang bakal semakin banyak yg 'didapatkan' :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahh setuju sama bzee. Dan baca review ini bikin pengen punya si kecil yang bisa didongengin... #lho

      Delete