Judul : Seasons To Remember
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : P.T. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 160 Halaman
ISBN : 978 979 229 142 1
Pengantar :
Pembaca yang baik,
Ketika
pertama kali aku menulis Summer in Seoul, gagasan untuk membuat
tetralogi sama sekali tidak terpikirkan olehku. Summer in Seoul, yang
pada awalnya memiliki judul yang sama sekali berbeda, kutulis untuk
diikutsertakan dalam lomba. Karena aku tidak menang (hiks...), aku
membongkar dan merapikan kembali cerita itu, mencari judul yang lebih
menarik (terus terang saja, judul awalnya sangat mengerikan), lalu
mengirimkannya kepada Gramedia Pustaka Utama. Hasilnya? Summer in Seoul
pun diterbitkan. Hore!
Setelah itu, aku mulai memikirkan buku berikut. Dan Tara Dupont, yang pertama kali muncul di Summer in Seoul sebagai tokoh sampingan, terlihat seperti karakter yang menarik. Dia terkesan seperti seseorang yang punya banyak cerita. Jadi aku pun menghampirinya dan membiarkannya bercerita.
Ide untuk membuat tetralogi muncul setelah Autumn in Paris selesai ditulis. Saat itu aku berpikir, ”Karena sudah ada musim panas dan musim gugur, sebaiknya aku melanjutkan dengan musim dingin dan musim semi. Baiklah, sekarang apa yang harus kutulis untuk cerita musim dingin?” Langsung saja, Ishida Keiko melangkah maju dan bertanya apakah aku bersedia menulis cerita tentang dirinya. Aku tidak mungkin menolak kesempatan itu.
Di tengah-tengah penulisan Winter in Tokyo, aku sadar bahwa setelah ini aku harus menelusuri kehidupan kembaran Keiko, Naomi, yang hanya pernah diungkit-ungkit namun tidak pernah terlihat. Banyaknya kemungkinan alur cerita yang bisa diberikan Naomi yang misterius menegaskan keputusanku untuk mengikutinya dan menulis kisah hidupnya.
Masing-masing penulis memiliki cara tersendiri dalam menulis. Aku pun begitu. Aku tidak membuat rencana atau kerangka ketika menulis. Satu cerita hanya diawali satu ide sederhana, lalu aku menunggu ide itu berkembang dengan sendirinya. Aku mengamati ke mana alur cerita itu mengalir dan menulis mengikuti aliran itu. Aku tidak pernah menyuruh tokoh-tokohku melakukan tindakan tertentu atau mengucapkan kata-kata tertentu. Aku hanya menempatkan mereka dalam suatu keadaan, lalu melihat apa yang mereka lakukan dan apa yang akan mereka katakan. Karena ini kisah mereka, bukan kisahku.
Gramedia Pustaka Utama-lah yang pertama kali memberikan ide untuk membuat journal ini, dan dengan journal ingin aku ingin mengajak kalian mengenang kembali setiap kisah dalam keempat musim itu. Kuharap kalian bisa menemukan kutipan kesukaan kalian dalam journal ini. Silakan menambahkan kesan-kesan kalian sendiri di setiap halamannya.
Akhir kata, aku ingin berterima kasih atas dukungan kalian selama ini. Kuharap kalian menikmati kisah setiap musimnya sebesar aku menikmati menulis setiap patah kata dalam setiap kisahnya.
Ilana Tan
Setelah itu, aku mulai memikirkan buku berikut. Dan Tara Dupont, yang pertama kali muncul di Summer in Seoul sebagai tokoh sampingan, terlihat seperti karakter yang menarik. Dia terkesan seperti seseorang yang punya banyak cerita. Jadi aku pun menghampirinya dan membiarkannya bercerita.
Ide untuk membuat tetralogi muncul setelah Autumn in Paris selesai ditulis. Saat itu aku berpikir, ”Karena sudah ada musim panas dan musim gugur, sebaiknya aku melanjutkan dengan musim dingin dan musim semi. Baiklah, sekarang apa yang harus kutulis untuk cerita musim dingin?” Langsung saja, Ishida Keiko melangkah maju dan bertanya apakah aku bersedia menulis cerita tentang dirinya. Aku tidak mungkin menolak kesempatan itu.
Di tengah-tengah penulisan Winter in Tokyo, aku sadar bahwa setelah ini aku harus menelusuri kehidupan kembaran Keiko, Naomi, yang hanya pernah diungkit-ungkit namun tidak pernah terlihat. Banyaknya kemungkinan alur cerita yang bisa diberikan Naomi yang misterius menegaskan keputusanku untuk mengikutinya dan menulis kisah hidupnya.
Masing-masing penulis memiliki cara tersendiri dalam menulis. Aku pun begitu. Aku tidak membuat rencana atau kerangka ketika menulis. Satu cerita hanya diawali satu ide sederhana, lalu aku menunggu ide itu berkembang dengan sendirinya. Aku mengamati ke mana alur cerita itu mengalir dan menulis mengikuti aliran itu. Aku tidak pernah menyuruh tokoh-tokohku melakukan tindakan tertentu atau mengucapkan kata-kata tertentu. Aku hanya menempatkan mereka dalam suatu keadaan, lalu melihat apa yang mereka lakukan dan apa yang akan mereka katakan. Karena ini kisah mereka, bukan kisahku.
Gramedia Pustaka Utama-lah yang pertama kali memberikan ide untuk membuat journal ini, dan dengan journal ingin aku ingin mengajak kalian mengenang kembali setiap kisah dalam keempat musim itu. Kuharap kalian bisa menemukan kutipan kesukaan kalian dalam journal ini. Silakan menambahkan kesan-kesan kalian sendiri di setiap halamannya.
Akhir kata, aku ingin berterima kasih atas dukungan kalian selama ini. Kuharap kalian menikmati kisah setiap musimnya sebesar aku menikmati menulis setiap patah kata dalam setiap kisahnya.
Ilana Tan
***
Awalnya cukup senang saat mengetahui Ilana Tan akan
mengeluarkan buku terbaru. Tapi kemudian sedikit mengerutkan kening saat tau
ternyata bukan novel yang akan diterbitkan, melainkan sebuah jurnal dari tetralogi
musim yang telah terbit sebelumnya.
Lagi-lagi, awalnya cukup tertarik, karena membayangkan akan
ada cerita dibalik pembuatan buku tetralogi musim yang keempat-empatnya aku
suka. Tapi (lagi-lagi), mendapat info bahwa buku itu berisi kutipan beberapa
kata-kata yang ada dibuku tetralogi empat musim. Kutipan?
Membayangkan isinya bagaimana aja rasanya langsung sedikit
ilang feeling. :(
Walau promosi di twitter menurut aku cukup gencar, dan
menampilan bagian buku yang full colour. Tapi tetap saja membayangkan isinya
yang terdiri dari kutipan-kutipan gitu yang terpikir cuman, aaaaah… kalau cuman
bikin kumpulan kutipan mah bisa sendiri!! :( Seperti bikin buku kumpulan quotes
kan? Walau mungkin memang tidak dicetak secara masal dan dengan kertas berwarna
sebagus Season To Remember.
Akhirnya, diputuskan untuk meminjam (hehe, maaf Ilana Tan
:D) Alhamdulillah ada temen yang beli dan satu kota (thx to Stefanie).
Setelah buku ditangan, sedikit membatin, “Alhamdulillah ndak
jadi beli” :p Bukan karena isinya jelek, atau apa… tapi untuk buku seharga buku
Season To Remember dan mendapatkan isi yang seperti itu seperti membeli notes
dengan quotes didalamnya. Jadi (buat aku yang berkantong cekak ini) kemahalan!
Tapi tetap lah, buku sudah ditangan so dibaca donk. Lumayan
banyak kutipannya, dan beberapa pastinya disuka. ^^ Dan satu lagi baca
kutipan-kutipan itu jadi pengen re-read buku tetralogi musimnya *lirik
timbunan*.
Ini beberapa (lumayan banyak ternyata) kutipan yang aku
suka. ^^
“Aku bisa melupakan semuanya, tapi aku tidak akan kembali
pada orang yang sudah meninggalkanku.”
- Sandy kepada Lee
Jeong Su
Ia tidak boleh penasaran karena rasa penasaran itu akan
terus menggerogotinya seperti lubang di gigi yang bisa membuat seluruh badan
ikut sakit.
“Kalau tidak tahu kesalahanmu, tidak perlu minta maaf!”
- Tara Dupont kepada
Sebastian Giraudeau
“Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup
melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup menngempaskanmu begitu keras
ke bumi. Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam
hidup ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga satu-satunya yang tidak
boleh kudapatkan.
- Tatsuya Fujisawa di
acara “je me souviens…
***
“Orang yang membutuhkan perubahan suasana biasanya ingin
melupakan sesuatu.”
- Ishida Keiko kepada
Nishimura Kazuto
Seharusnya ia tahu. Seharusnya ia sadar. Mimpi tidak akan
bertahan lama. Ia boleh saja hidup dalam mimpi, tetapi cepat atau lambat
kenyataan akan mendesak masuk. Dan ketika kenyataan mendesak masuk dan
berhadapan denganmu, kau hanya bisa menerima.
***
Kesibukan adalah pelindungnya. Kesibukan bisa mengalihkan
perhatiannya. Kesibukan bisa membuatnya tidak memikirkan hal-hal yang tidak
ingin dipikirkannya.
Apakah kau benar-benar bisa berteman dengan orang yang bisa
membangkitkan mimpi-mimpi terburukmu?
“Masa lalu tidak akan berubah.”
- Naomi Ishida kepada
Danny Jo
*****
3/5 Bintang untuk keunikan daya tarik buku ini, jadi pengen baca ulang Tetraloginya :p
jadi isinya hanya kutipan-kutipan dari 4 buku itu?
ReplyDeleteYup :)
Deletecuma kutipan? banyak gk? apa gk ada cerita2 apa gitu,,?
ReplyDelete