Ketika dihadapkan pada dua pilihan kadang kita secara tak langsung diajak untuk berspekulasi tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Akankah pilihan kita membawa kebahagiaan, atau malah sebaliknya. Akankah kita menyesali pilihan tersebut. Apakah cukup ketika kita hanya berpedoman pada kata hati saja, ataukah pada akal saja. Karena tak jarang pilihan itu bertolak belakangantara satu dan lainnya.
Tentunya kita tak ingin jika sampai kitamenyesali keputusan kita nantinya.
Judul : Warna Hati
Penulis : Sienta Sasika Novel
Penerbit : Grasindo
Tebal : 203 Halaman
ISBN : 978 602 251 435 0
Sinopsis :
Setiap cinta akan menggoreskan warna sendiri, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi saatkita memilih satu di antara dua hati. Mereka memiliki ruang ya sendiri, memiliki waktunya sendiri, dan memiliki lintasannya sendiri.
Kita pun tidak akan mampu memilah cinta mana yang akan mengembuskan rona-rona kebahagiaan atau justru luka-luka yang akan tergores. Ya, cinta terkadang seperti kembang gula terasa manis, tetapi juga kadang cinta terasa getir.
Dan saat dihadapkan dengan luka, akankah cinta tetap bertahan di tempatnya? Atau berlari menyusuri masa lalu dan kembali pada hati yang dulu tidak ia pilih.
Namun, cinta bukan melulu tentang perasaan yang meluap-luap, cinta juga bicara tentang keyakinan akan benang merah yang telah mengikat.
***
Menarik, novel ini diawali dengan cerita Tavita yang tengah dihadapkan pada milihan. Siapa yang akan ia pilih menjadi pendampingnya, antara Lando dan Razka. Namun cukup mengejutkan ketika bab pertama seperti langsung memberikan jawaban tentang siapa yang dipilih Tavita.
Awalnya saya bingung, mengapa seperti tidak ada kaitannya dengan prolog? Bab 1 langsung menyuguhkan kehidupan Tavita dengan pilihannya, Lando, dan liku apa yang harus mereka lewati dalam mengarungi bahtera pernikahan mereka.
Di mana mereka diuji dengan yang namanya materi. Walau mungkin Tavita dan pilihannya sendiri bisa menghadapinya namun desakan dan pengaruh keluarga justru membuat pernikahan itu goyah.
Kembali dibuat kaget saat memasuki tengah buku, lebih tepatnya sepertiga buku mungkin ya. Ketika ada kata THE END, sedang masih ada cerita lain. Walau mungkin tak secara langsung berhubungan dengan cerita pertama namun ada sedikit benang merah. Dimana kini pilihan Tavita adalah Razka, semua langsung berubah. Cukup membuat bingung dengan apa maksud keseluruhan novel ini, dan itu juga yang membuat penasaran.
Kehidupan Tavita dengan Razka mungkin tidak ada masalah dalam hal materi, namun ada masalah lain yang jug menggoncang rumah tangga mereka.
Bagian akhir cerita, yang walau sangat singkat lumayan memberi jawaban. Menunjukkan bahwa dalam setiap pilihan pasti akan memberikan resiko tersendiri, semua tergantung bagaimana kita menjalani dan menyikapi setiap masalah. ;)
3/5 bintang untuk perjalanan pilihan Tavita
3/5 bintang untuk perjalanan pilihan Tavita
No comments:
Post a Comment