Saturday, April 27, 2013

Harry Potter and the Goblet of Fire


Judul :  Harry Potter and The Goblet of Fire
Penulis : J.K. Rowling
Penerbit : P.T. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 882 Halaman
ISBN : 978 979 655 854 4
Sinopsis : 

Tahun ini akan berlangsung Piala Dunia Quidditch. Harry ingin sekali menontonnya, tetapi akankah keluarga Dursley menginzinkannya? Tahun ini Hogwarts juga akan menjadi tuan rumah turnamen sihir yang sudah lebih dari seratus tahun tak pernah diadakan. Tahun ini, Harry yang beranjak remaja, juga mulai naksir cewek. Siapakah cewek beruntung yang kejatuhan cinta penyihir dan Seeker beken ini? Tapi tak semua yang dialami Harry peristiwa hura-hura. Karena mendadak bekas luka di keningnya terasa sakit sekali. Dan di langit malam, muncul Tanda Kegelapan, tanda yang menyatakan bangkitnya Lord Voldemort. Dan itu baru permulaan.  

Wujud Lord Voldemort akan kembali sempurna bila dia berhasil mendapatkan darah musuh besarnya, Harry Potter. Dan dengan bantuan abdinya yang setia, Lord Voldemort menculik Harry.  

Akhirnya, untuk pertama kalinya selama tiga belas tahun. Harry berhadapan langsung dengan musuh besarnya. Dan tak terhindarkan lagi, keduanya berduel...

***

Kali ini, sepertinya liburan musim panas Harry Potter tidak terlalu buruk dibandingkan liburan-liburan sebelumnya. Pertama karena ia bisa menyaksikan Dudley harus melakukan diet ketat, walau saat makan ia juga harus memakan seperti yang dimakan oleh Dudley (bukan hanya Harry bahkan Paman dan Bibinya pun melakukan hal yang sama) tetapi ia memiliki persediaan makanan hasil kiriman Ron dan Hermione juga Hagrid sebagai hadiah ulang tahunnya. Kiriman-kiriman itu menyelamatkannya dari kelaparan.

Selain itu, liburan kali ini tidak sepenuhnya ia habiskan dirumah Pamannya, karena ia diundang oleh keluarga Ron untuk menyaksikan Piala Dunia Quidditch. Untuk itu ia akan menghabiskan sisa liburannya di rumah keluarga Ron. Walaupun untuk mendapatkan ijin dari pamannya tidaklah mudah, terlebih setelah Pamannya menerima surat 'aneh' dari ibu Ron.

Selain ada Piala Dunia Quidditch, tahun ini ada yang lebih seru lagi yaitu turnamen sihir yang akan diadakan di Hogwarts, dimana turnamen itu mengundang 2 sekolah sihir lainnya. Turnamen yang sedianya hanya boleh diikuti oleh anak berumur diatas 16 tahun, sedangkan Harry baru berumur 13 tahun. Tapi ternyata walaupun ia tidak memasukkan namanya ke piala api ternyata ia menjadi salah satu juara yang harus mengikuti turnamen sihir itu.

Disinilah mulai muncul banyak teka-teki.

***

Yang jahat-jahat mulai bermunculan di buku ini. Mulai dari yang hanya disebutkan namanya, atau yang beraksi langsung. Yang seru adalah kita dibuat nebak-nebak, dan endingnya nggak akan terduga sebelumnya. Mungkin karena sudah baca sebelumnya dan terlebih mungkin sudah menonton filmnya maka keseruan ending sedikit berkurang. Tapi tetap ketika akhirnya baca lagi buku ini, rasanya puasssss. :)

Selain yang jahat, di buku empat ini gejolak cinta remaja mulai dimunculkan lebih detail. Bahkan nggak main-main tokoh utamanya langsung yang ketiban kasmaran. Yup, Harry Potter naksir cewek, yang lucunya adalah cecintaan itu dibuat sedikit tersamar, walau keliatan banget #eaaa-mbulet. Harry dibuat bingung bukan karena harus menyatakan cinta, tetapi saat harus meminta seorang anak perempuan (yang pastinya target Harry adalah cewek yang ditaksir) untuk menjadi pasangan dansa yang diadakan sekolah saat malam natal. Lucu, saat Harry merasa kesulitan untuk meminta cewek yang ditaksirnya karena ia selalu bergerombol dengan teman-temannya.

Yang jahat sudah keluar, tetapi itu belum cukup karena ternyata buku empat ini adalah awal kebangkitan (sesungguhnya) dari Lord Voldemort, dan itu semua berkat Harry Potter sendiri. Loh kok bisa? *Baca aja yuk!! :p*

Duel yang seru, walau sebelumnya harus memakan korban.

Satu hal lain yang aku suka dari kisah di buku ini, yaitu saat Harry akhirnya dapat lolos dari duel mencekam dengan Voldemort dan ia harus menghadapi kenyataan yang mungkin bagi anak seusianya adalah hal yang cukup dapat membuat trauma, tetapi bagaimana Dumbledore memperlakukannya, membuatnya bisa move on tanpa Harry sendiri sadari.

Menceritakan hal buruk yang baru saja kita alami dan ingin kita lupakan adalah hal yang sangat tidak mudah. Tetapi seperti kata Dumbledore : "Mengebaskan rasa sakit untuk sementara, akan membuatnya bertambah sakit saat tiba waktunya kau untuk merasakannya."

Membaca buku empat ini, benar-benar banyak hal yang mengejutkan. Seperti tak langsung dibuat percaya atau akhirnya benar-benar merasakan bahwa kisah Harry Potter ini nyata. entah hanya aku atau bagaimana, saat akhirnya semua terkuak, aku merasa J.K Rowling ingin menunjukkan sisi "manusia biasa" dari para penyihir ini. Mulai dari hal yang terjadi di Piala Dunia Quidditch, sampai apa yang terjadi langsung didepan hidung Dumbledore. Bagaimana Dumbledore bisa tertipu dan seperti bertindak ceroboh begitu saja?? Hingga akhirnya sedikit mempertanyakan, benarkah keputusan Dumbledore saat memberikan kesempatan kedua kepada Snape?

Dan jawaban itu semua pastinya baru bisa ditemukan di buku selanjutnya kan? Hehe

4/5 Bintang untuk kejutan-kejutan menarik yang disajikan J.K Rowling :)

Nb :

u/ FYE :
Buku ini cocok dibaca untuk anak sekitaran 16thn keatas, karena menurutku sudah mulai ada intrik-intrik yang mungkin bisa dipahami oleh anak seumuran itu. :)

Review ini juga diikutkan dalam monthly meme Books Into Movies untuk peraturan lebih lengkapnya jika ingin mengikuti monthly meme ini bisa dilihat di blog mba' Maria. Dan untuk review film dari Seri Harry Potter and the Goblet of Fire ini bisa dilihat di blog Cyber Dream Box.


2 comments:

  1. Sudah baca bukunya tapi belum sempet mereview #korekkorektanah. Salam kenal . Sudah saya follow

    ReplyDelete
  2. Aq paling suka buku ke-4 ini paling seru dan paling rame, karena setelah ini semakin lama semakin suram kisahnya (plus bikin nangis huhu)

    ReplyDelete