Judul : BlackJack
Penulis : Clara Ng & Felicia Cahyadi
Penerbit : Gramedia
Tebal : 316 Halaman
ISBN : 978 979 22 9744 7
Sinopsis :
Cantik, kaya dan baik hari adalah modal bagi Ashlyn untuk
mendapatkan lelaki yang sempurna. Lelaki yang mencintainya. Namun jalan hidup
berkata sebaliknya.
Ashlyn jatuh cinta setengah mati pada Jaeed, sesama
mahasiswa Indonesia di Newcastle, Inggris. Jaeed-lah yang memperkenalkan Ashlyn
pada permainan roulette, slot mechine, dan
permainan kartu blackjack. Jaeed-lah
yang mengeruk uang Ashlyn untuk membayar utang judinya. Dan Jaeed pula yang
mempermainkan cinta Ashlyn.
Mampukan Ashlyn bertahan ketika akhirnya judi merampas
seluruh hidupnya? Membuatnya terlunta-lunta di London?
Diangkat dari kisah nyata, cerita Ashlyn adalah kisah yang
bisa terjadi pada setiap perempuan.
…Because life is not a
gamble.
***
Baca buku ini, beberapa kali berdecak dan rasanya sebel
sendiri dengan tokoh utamanya. Nih orang polos atau naif atau kebangetan
begonya sik? Itu komentar yang keluar untuk tokoh Ashlyn. Beneran kalau misal
dari sampul buku tidak ada tulisan ‘Inspired by a true story’ beneran nggak
akan menyangka kalau cewek seperti Ashlyn ini ada. Maaf untuk komentar
“kasar”nya tentang Ashlyn.
Tapi coba bayangkan, dibuat kehabisan uang dan akhirnya
menjadi tuna wisma. Itu tidak terjadi hanya sekali, tapi dua kali!
Mungkin benar, cinta kadang bisa membuat ‘pelakunya’ menjadi
buta, dan tidak hanya buta tapi juga tuli yang akhirnya membuatnya tampak
bodoh. Bagaimana tidak, ketika sebuah kenyataan terpampang jelas didepan mata
tentang keadaan pasangan yang tidak sesuai dengan apa yang selama ini
dibayangkan maka yang dilakukan adalah mencari seribu satu alasan yang
membenarkan keadaan. Jadi mungkin sebenarnya bukan buta dan tuli, tetapi menutup
mata dan telinga.
Ashlyn-pun begitu. Ketika sahabatnya mencoba mengingatkan ia
berusaha mencari alasan untuk membela kekasihnya, walau mungkin alasan itu jauh
dari kata masuk akal. Bahkan ketika kenyataan langsung “menamparnya” ia tetap
saja mencari alasan untuk bisa menerima semuanya. Mungkin lebih tepatnya ia
menghindari sakit hati.
Sedangkan untuk tokoh Jaeed, kadang merasa kok ini orang
pinter betul ya. Bisa menciptakan situasi sedemikian rupa dan membuat Ashlyn
percaya padanya. Mungkin benar kata orang, ketika orang terdesak ia akan
menjadi begitu kreatif. :D
Hal-hal yang masih menjadi tanda tanya saat baca buku ini,
kenapa kok teman Ashlyn jika coba menyadarkan hanya dengan kata-kata? Mengapa
tidak coba menunjukkan langsung? Kemudian untuk Andrew, yang diceritakan
memperingatkan Ashlyn tentang Jaeed, kok dia bisa ketipu juga ya? Kemudian
ketika Jaeed meminjam uang atas nama Ashlyn apa gak mencoba cek dan ricek? Atau
sungkan kali ya. (yah tanya sendiri dijawab sendiri :p)
Di novel ini tidak hanya ditunjukkan melulu kebodohan Ashlyn
sih, tetapi juga tentang persaudaraan antar orang Indonesia di London.
Bagaimana kerukunan antar umatan beragamanya, bagaimana kehidupan orang
Indonesia di sana. Menarik!
Semua yang menimpa Ashlyn mungkin memang bisa terjadi pada
siapa saja. Walau sempat terpikir, wah beruntung banget ketemu dengan
orang-orang yang begitu baik mau menampung dan membantu mencarikan solusi demi
memecahkan permasalahan Ashlyn dan Jaeed.
Kebodohan yang mungkin juga dilakukan oleh sebagian besar
orang. Mengatasnamakan cinta. :) Btw pengen banget ketemu Ashlyn aslinya.
Pengen ngejitak. #eh
3 / 5 Bintang untuk Ashlyn yang ngegemesin. :D
No comments:
Post a Comment