Wednesday, October 2, 2013

Good Memories








Judul : Good Memories
Penulis : Lia Indra Andiana
Penerbit : Haru
Tebal : 327 Halaman
ISBN : 978 602 7742 22 2

Sinopsis :

“Tiga bulan lagi, di waktu dan tempat yang sama, aku akan mengevaluasi apakah kau layak diberi tambahan kupon pertemanan.”

Saat banyak orang berharap bisa kuliah di luar negeri, Maya malah rela melakukan apapun agar bisa meninggalkan Kwanghan University dan kembali bersama kekasihnya, Alwa, di Indonesia. Sayangnya, semua tidak semudah itu.

Seakan hidupnya sekarang belum cukup rumit, Maya juga harus menghadapi Luc, teman sekelasnya, seorang pria berkebangsaan Prancis yang terang-terangan menyatakan suka padanya.

Luc bahkan tidak keberatan hanya menjadi teman Maya setelah mendapatkan kupon Friendvitation buatan gadis itu.

Ketika kupon Friendvitation yang maya berikan kepada Luc telah expired, akankah Maya memperpanjang masa berlaku kuponnya? Ataukah Maya akhirnya akan kembali kepada Alva dan melupakan semua yang terjadi di Korea?

Inikah cinta? Membuatmu rela melakukan tindakan bodoh yang tak masuk akal?

***

Menarik, itu yang saya rasakan saat membaca buku ini. Walau mungkin cerita yang diangkat tidak begitu unik, tetapi penyajian yang berbeda membuatnya menjadi lebih menarik. Melakukan hal-hal yang (mungkin menurut orang lain) tidak masuk akal demi mempertahankan hubungan, hingga akhirnya tampak seperti layaknya orang bodoh yang begitu mudah diperalat.

Setelah baca sekitar 1/3 bagian buku ini rasanya seperti bisa menebak ending ceritanya. Hubungan Alva – Maya – Luc ini sepertinya sudah begitu jamak. Hubungan LDR antara Alva dan Maya, membuat hubungan mereka renggang, sedang Luc adalah orang baru yang masuk ke dalam keseharian Maya. Bisa menebak endingnya?

Eh tapi, walau mungkin lewat review ini kamu bisa menebak endingnya jangan terkecoh dulu karena ternyata banyak hal menarik sebelum akhirnya ending kamu terjawab, sesuai atau tidak. :D

Soal tokoh, sebenarnya nggak ada yang benar-benar saya suka karena menurutku semuanya mendapat porsi yang pas!

Maya, walau mungkin celatukan “ish, bego amat sih!” sempat terlontar tapi ada hal menarik dari diri Maya. Mulai dari pekerja keras, walau mungkin awalnya terpaksa tetapi menunjukkan bahwa dia nggak begitu saja menyerah pada keadaan. Dia juga baik dan pastinya setia terbukti dari sikapnya yang mungkin awalnya menjadikannya begitu tampak bodoh. Di akhir cerita pasti kamu menemukan jawabannya.

Luc, cowok pesolek :D atau dia menyebutnya cosmopolitan? Hehe. Tapi walaupun dia pesolek dari sikapnya justru menunjukkan bahwa dia sangat “laki-laki”. Tentang Luc, dalam hati sempet tercetus “ish nih cowok, nasihatin kalo Maya dibutakan cinta tapi lihat deh dia sendiri.” Ada satu pertanyaan tentang Luc, cintanya itu apakah cinta pada pandangan pertama atau tresno jalaran soko kulino?

Sedang tokoh-tokoh yang lain juga begitu pas, seperti Yujin, Alva maupun Rani, adik Maya.

Yujin dan Alva walau mungkin dihadirkan sebagai tokoh antagonis tetapi tidak berlebih, mereka porsinya pas banget hanya sebagai “penghalang” sementara. Tak ada yang berlebih, dan di buku ini ditunjukkan bahwa semuanya memiliki sifat baik, begitupun Alva dan Yujin. Ini yang saya suka, dari merekapun tetap ada pelajaran yang bisa diambil.

Hal lain yang saya suka adalah mengukir kenang indah, dan Maya melakukannya dengan menggunakan kamera polaroidnya. Suka dan jadi pengen niru. #eh :D

Suka dengan endingnya, walau mungkin tebakan saya (begitu juga kamu) benar tetapi tetep hal yang terjadi menjelang akhir cerita benar-benar nggak disangka. Manisssss. :)

4 / 5 Bintang untuk kegigihan Maya dan Luc.

No comments:

Post a Comment