Friday, April 14, 2017

Rule of Thirds

Apa jadinya ketika kamu ingin membuktikan tentang kekuatan cinta juga kesetiaan pada orang lain yang sudah tak memercayai adanya, justru pengkhianatan yang kamu dapatkan.
Judul : Rule of Thirds
Penulis : Suarcani
Penerbit : Gramedia
Tebal : 288 Halaman
ISBN : 9786020334752
Sinopsis :
Apalagi yang paling menyakitkan dalam pengkhianatan selain menjadi yang tidak terpilih?

Demi mengejar cinta Esa, Ladys meninggalkan karier sebagai fotografer fashion di Seoul dan pulang ke Bali. Pulau yang menyimpan kenangan buruk akan harum melati di masa lalu dan pada akhirnya menjadi tempat ia menangis.

Dias memendam banyak hal di balik sifat pendiamnya. Bakat terkekang dalam pekerjaannya sebagai asisten fotografer, luka dan kerinduan dari kebiasaannya memakan apel Fuji setiap hari, juga kemarahan atas cerita kelam tentang orang-orang yang meninggalkannya di masa lalu. Hingga dia bertemu Ladys dan berusaha percaya bahwa cinta akan selalu memaafkan.

Ini kisah tentang para juru foto yang mengejar mimpi dan cinta. Tentang pertemuan tak terduga yang bisa mengubah cara mereka memandang dunia. Tentang pengkhianatan yang akhirnya memaksa mereka percaya bahwa hidup kadang tidak seindah foto yang terekam setelah mereka menekan tombol shutter .

***

Kedatangan Ladys ke Bali bukan hanya sekedar untuk berlibur, atau bekerja... tetapi ia memutuskan untuk pulang kembali dan menetap di Bali dmi mengejar cintanya, Esa. Selain itu ia juga ingin membuktikan sesuatu pada sang ayah yang tak ingin lagi menyentuhkan kakinya di tanah Bali.

Awalnya, semua tampak baik-baik saja. Terlebih sikap Esa yang menyambut kedatang Ladys layaknya seorang kekasih yang benar-benar menanti kedatangan pasangannya. Juga pekerjaan, walau sedikit berbeda dengan pekerjaan Ladys sebelumnya tapi tetap berada di dunia yang sama, fotografer.

Hal mengganggu yang pertama kali dirasakan Ladys justru dari sosok asistennya, Dias. Sikap Dias yang acuh tak acuh, kadang membuat Ladys bingung sendiri. Terlebih ketika Dias memberi masukkan saat Ladys sedang melakukan pemotretan, terkesan sok tau terlebih Ladys hanya menganggap Dias sebagai "tukang angkat-angkat" yang tak pernah menyentuh kamera.

Namun, justru selanjutnya hari-hari Ladys justru lebih banyak dihabiskan bersama dengan Dias, terlebih ketika akhirnya Ladys mendapati Esa berselingkuh dan kemudian harus menikah dengan selingkuhannya.
***

Salah satu hal yang saya suka dari novel ini adalah latar yang diambil, Bali. Dan penulis mampu menunjukkan bagian-bagian dari Bali dari kacamata kehidupan sehari-hari disana. Seakan diajak jalan-jalan ke Bali dan dipandu oleh warga lokal.

Kemudian, tentang profesi yang diangkat. Fotografer, khususnya untuk wedding ya. Walau mungkinada beberapa istilah yang terasa asing, tetapi tetap memberikan sesuatu yang menarik dalam novel ini.

Awalnya, saya sempat merasa Ladys sebagai orang yang begitu angkuh. Namun kemudian, teringat lagi dengan budaya sebelum ia akhirnya ke Bali. Namun sisi angkuh itu seiring cerita juga seakan memudar ketika Ladys menunjukkan kemauan untuk belajar dan tak malu untuk meminta diajari oleh orang yang selama ini sepertinya ia rendahkan.

Konflik keluarga, yang bisa dibilang cukup kompleks. Tentang pengkhianatan, dan bagaimana seseorang yang dikhianati kemudian mengambil sikap. Selain itu tentang memaafkan, dan tak bersikap egois dengan hanya melihat bahwa diri sendiri yang paling dikorbankan.

Dan endingnya, saya sukaaaa... walau sempat bingung tetapi tetap saya suka. Endingnya manis menurut saya.

Beberapa quote yang saya suka :
Kebenaran itu kadang adalah proses. Banyak orang yang menemukannya setelah seratus kali kesalahan sebelum akhirnya bisa memutuskan hal yang terbaik.
Kata orang, tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Mungkin saja kamu dan saya ketemu agar bisa sama-sama membantu, sama-sama bisa memaafkan masa lalu.

No comments:

Post a Comment