Sunday, November 2, 2014

Fangirl.



Judul : Fangirl
Penulis : Rainbow Rowell
Penerjemah : Wisnu Wardhana
Penerbit : Spring
Tebal : 452 Halaman
ISBN : 978 6027150505




Sinopsis :
Cath dan Wren—saudari kembarnya—adalah penggemar Simon Snow. Oke, seluruh dunia adalah penggemar Simon Snow, novel berseri tentang dunia penyihir itu. Namun, Cath bukan sekadar fan. Simon Snow adalah hidupnya!

Cath bahkan menulis fanfiksi tentang Simon Snow menggunakan nama pena Magicath di Internet, dan ia terkenal! Semua orang menanti-nantikan fanfiksi Cath.

Semuanya terasa indah bagi Cath, sampai ia menginjakkan kaki ke universitas. Tiba-tiba saja, Wren tidak mau tahu lagi tentang Simon Snow, bahkan tak ingin menjadi teman sekamarnya! Dicampakkan Wren, dunia Cath jadi jungkir balik. Sendirian, ia harus menghadapi teman sekamar eksentrik yang selalu membawa pacarnya ke kamar, teman sekelas yang mengusik hatinya, juga profesor Penulisan Fiksi yang menganggap fanfiksi adalah tanda akhir zaman.

Seolah dunianya belum cukup terguncang, Cath juga masih harus mengkhawatirkan kondisi psikis ayahnya yang labil. Sekarang, pertanyaan buat Cath adalah: mampukah ia menghadapi semua ini?


***

Cerita tentang seorang gadis bernama Cather yang sangat suka atau seorang fans dari sebuah buku, dan dari rasa sukanya itu dia mulai membuat cerita lanjutannya sendiri tentang buku tersebut. Sebuah fanfic, yang ternyata banyak mendapat respon dari penikmat buku aslinya.

Cerita tentang Chater tidak melulu berkutat tentang ia dan tulisannya, tetapi juga kehidupannya saat memasuki jenjang perkuliahan, hubungannya dengan kembarannya Wren, juga ayah dan ibunya, dan tentu saja hubungan asmaranya.

Catherine digambarkan sebagai seorang gadis yang sangat tertutup, bahkan ia tidak memiliki teman ketika akhirnya masuk kuliah dan tinggal di asrama. Bahkan untuk dekat dengan teman sekamarnya pun sepertinya sangat sulit. Walau teman sekamarnya, Reagan, di asrama bisa dibilang tak kalah unik, namun akhirnya setelah beberapa waktu mereka bisa berteman, walau mungkin juga tidak terlalu akrab. Bahkan mungkin yang bisa akrab lebih dulu adalah Levi, seorang pemuda yang awalnya 
disangka Chat sebagai pacar Reagan. Selain itu ada Nick, yang akhirnya menjadi teman Cath setali mereka mendapatkan tugas di kelas penulisan fiksi.

Oh iya, lantas dimanja Wren? Kembaran Cath memutuskan untuk tidak lagi selalu bersama saudara kembarnya sepanjang waktu. Ia memilih kamar yang terpisah saat awal masuk asrama, bahkan sudah mamiliki teman yang akan menemani hari-harinya di kampus mau pun asrama.

Walau hubungan Cath dan Wern merenggang, tapi aku suka bagaimana akhirnya mereka tetap mendukung satu sama lain.
"Apa gunanya memiliki saudara kembar kalau kau tidak memperbolehkan nya menjaga dirimu? Kalau kau tidak memperbolehkan nya berjuang dibelakangmu?" (Hal. 121)

"Tapi..., ya Tuhan, apa kau mau memaafkan aku?"

"Tidak." Kata Cath. Wereng mendongak dengan sedih.
"Aku tak perlu memaafkan mu, " kata Cath.
"Bukan seperti itu denganmu. Kau bersamamu. Selalu. Tidak peduli apapun yang terjadi." (Hal 372)

Saya suka bagaimana Cath begitu dekat dengan ayahnya, walau mungkin hubungannya dengan ibunya tidak begitu baik tetapi mungkin bagi orang yang begitu introvert ditinggalkan oleh ruang yang begitu dicintai dan dipercaya menjadi beban dan kekecewaan yang mungkin kurang bisa dipahami oleh orang lain.

Diawal-awal memang sepertinya penulis benar-benar ingin menunjukkan bagaimana introvertnya Cath, sehingga entah kenapa membuat awal saya membaca buku ini sedikit merasa bosan dan tersendat. Belum pagi pemilihan padanan kata dalam terjemahannya bukan kaku, hanya beberapa 
terasa sedikit aneh dan hanya butuh penyesuaian untuk akhirnya bisa menikmati saat membaca buku ini.

Hal menarik lain yang ditampilkan oleh penulis adalah bagaimana ia mengangkat tentang fanfic, dan bagaimana kehidupan penulis fanfic dan perjuangannya saat akan membuat ceritanya sendiri, "dunia"nya sendiri.

Karena memang akhir-akhir ini banyak sekali fanfic bahkan yang akhirnya menjadi buku tersendiri. Tetapi juga tak jarang menemukan tulisan yang dianggap fa fit etapi sebenarnya salah satu bentuk plagiatisme. Saya juga bisa lebih memahami apa itu fa fit dan bedanya dengan plagiat.

"Inti dari fanfic adalah bahwa kau harus bermain di dalam alam semesta orang lain. Menulis ulang aturannya. Atau membengkokkannya. Ceritanya tidak perlu berakhir ketika Gemma Leslie sudah 
lelah menulisnya. Kau bisa tetap berada di dunia ini, dunia yang kau cintai, selama yang kau inginkan, selama kau memikirkan cerita baru." (Hal 131)

Selain itu saya juga suka dengan perkembangan dan mengalirnya hubungan antara Cath dan Levi. Saya sudah curiga kalau Levi bukan kekasih Reagan sejak bagaimana ia bersedia menjemput Cath di perpustakaan.


Secara keseluruhan walau awal bacanya tersendat tapi saya suka dengan buku ini. Terutama masalah yang diangkat, seorang fangirl dengan dunianya. Suka banget dengan cover ya, dan untuk terjemahan bagi saya yang jarang banget baca buku terjemahan karena sering merasa terjemahannya kaku, buku ini bagi saya terjemahannya tidak kaku hanya saja mungkin untuk pemilihan kata diawal membuat saya harus menyesuaikan diri terlebih dahulu.

3,5 bintang untu Cath dan Simon Snow-nya. ;)
 



1 comment:

  1. aku juga suka Levi :) meskipun kayaknya ngga ada orang yg ngga suka Levi deh. Tapi aku ngerasa masih anti klimaks mengenai Cath dan tugas menulisnya, kayak dia nulis untuk dapet nilai doang, bukan karena ia ingin membuat dunianya sendiri. Terus sesuka apapun aku sama Levy, kayaknya ada yg kurang ga sih? apaaa gitu. Pokoknya banyak hal yang bikin aku ngerasa endingnya kurang greget, kurang klimaks, terus kayak masih ada batu yg ngeganjal gitu.

    ReplyDelete