Friday, March 29, 2013

Kelas Tiga di Malory Towers


Judul : Kelas Tiga di Malory Towers
Penulis : Enid Blyton
Alih Bahasa : Djokolelono
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 244 Halaman
ISBN : 978 979 22 4765 7
Sinopsis :

SELAIN Darrell dan Alicia, Irene dan Belinda, Jean, Sally, dan Gwendoline, dalam kisah ini juga ada Zerelda, si gadis Amerika dengan gayanya yang "luar biasa". Juga akan muncul Bill, kependekan dari Wilhelmina, yang tergila-gila pada kuda. Ada pula Mavis, gadis dengan suara sangat merdu, yang suatu waktu kelak pasti akan menjadi penyanyi opera terkenal. Bagaimana mereka bergaul dengan anak-anak lain? Dan bagaimana dengan kedua Mam'zelle, Ibu Asrama, Nona Potts, dan guru-guru lainnya? Semester kali ini penuh dengan berbagai peristiwa yang menegangkan dan menggelikan... di tahun ketiga Darrell di Malory Towers.

***


Memasuki kelas 3 di Malory Towers, dan lagi-lagi ada 3 anak baru. Mavis, Zerelda dan Wilhelmina, dan mereka memiliki cerita tersendiri yang menarik bersama anak-anak kelas 3 di Malory Towers.

Mavis, seorang anak dengan suara yang benar-benar merdu. Sayangnya karena ia yang begitu menyadari kelebihan dirinya justru kelebihannya itu menjadi bumerang baginya. Yang dipikirkannya hanyalah bagaimana ia akan menjadi penyanyi diopera dan menjadi terkenal karena suara merdunya, sedangkan tingkah laku dan juga pelajaran sama sekali tidak dipikirkannya. Bahkan ia nekad melakukan hal yang akhirnya membuat ia harus kehilangan suaranya. Mungkin itulah titik balik bagi Mavis.

Sedangkan Zerelda, ia seorang anak Amerika yang menganggap teman-temannya selalu lebih rendah daripada dirinya. Terlebih dalam hal kecantikan, Zerelda hampir sama seperti Mavis. Ia merasa memiliki bakat menjadi aktris, bedanya jika Mavis benar-benar berbakat Zerelda ini hanya merasa berbakat. Ada satu titik yang membuat Zerelda harus menelan kepahitan, selain awalnya ia masuk ke Malory Towers itu kelas 4 tetapi akhirnya ia diturunkan ke kelas 3 karena tidak mampu mengikuti pelajaran kelas 4. Dan yang paling pahit adalah ketika ia merasa dapat memerankan adegan drama sebagai Juliet dengan baik, saat ia mementaskannya didepan teman-teman sekelasnya ia justru dianggap sedang melawak. Bukan karena teman-temannya tega, tetapi memang penampilan Zerelda yang tidak sesuai walau usahanya bisa dikatakan cukup hebat. Seperti bagaimana ia berusaha menghilangkan aksen Amerikanya saat memerankan Juliet dan bagaimana ia selalu berlatih hingga terkadang tidak mengenal waktu.

Anak-anak baru dikelas 3 ini sepertinya yang ‘didatangkan’ memang mereka yang awalnya tidak memiliki ketertarikan akan pelajaran, tetapi mereka yang memiliki ketertarikan lebih pada hal-hal lain. Mavis dengan suaranya, Zerelda dengan seni perannya, sedangkan Willhemina atau lebih senang dipanggil Bill ini lebih tertarik atau yang ada dipikirannya hanya kuda… kuda… dan kuda. Penampilan Bill begitu tomboy, mungkin ini juga karena ia yang suka berkuda dan tak heran kan karena ia memiliki 7 saudara laki-laki. Menariknya adalah saat kedatangan Bill yang diantarkan oleh 7 saudara laki-lakinya dan mereka semua naik kuda. Cerita tentang Bill ini juga menjadi lebih menarik karena Nona Parker, wali kelas mereka, yang terkenal galak dan begitu tidak sabaran ternyata menunjukkan sisi lembutnya ketika harus merawat Halilintar, kuda Bill, yang sakit. Dan karena hal itulah akhirnya Bill lebih dapat berkonsentrasi pada pelajarannya. :)

Hal lain yang menurutku cukup menarik dari kelas 3 ini adalah saat Alicia mulai membuat ulah dengan leluconnya. Ia membuat salah satu guru bahasa Prancisnya terus menerus bersin, sampai tidak hanya Guru Bahasa Prancis itu yang bersin tetapi juga Nona Potts (wali kelas mereka kelas 1 dulu) dan juga ibu asrama ikutan bersin. Hal itu membuat mereka, ya… tidak hanya Alicia, dihukum dan yang menentukan hukumannya adalah Guru Bahasa Prancis yang mereka kerjai. Dan ternyata… hukuman yang diberikan benar-benar tidak mereka duga. Menarik!

Entah kenapa aku suka banget dengan buku ke 3 ini, terlebih dengan kisah Bill dan Halilintar, kudanya. 4/5 Bintang.

u/ FYE (Read A Long) : Buku ini menurut aku cocoknya dibaca oleh anak yang sudah duduk di SMP, karena mereka diajak memahami bahwa bakat mungkin menjadi faktor penting tapi tak hanya bakat yang bisa membawa seseorang untuk sukses. :)

No comments:

Post a Comment