Friday, March 29, 2013

Semester Pertama di Malory Towers


Judul : Semester Pertama di Malory Towers
Penulis : Enid Blyton
Alih Bahasa : Djokolelono
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 248 Halaman
ISBN : 978 979 22 4727 5
Sinopsis :

Darrell Rivers mulai bersekolah di Malory Towers---sekolah berasrama di tepi pantai yang kegiatan utamanya adalah tenis dan renang. Di sekolah khusus anak perempuan ini Darrell dengan cepat bisa menyesuaikan diri. Ia memperoleh beberapa teman baru, termasuk Alicia yang nakal tapi cerdas dan gemar melakukan berbagai muslihat untuk menjebak guru-gurunya. Namun, dalam semester pertamanya Darrell tidak selamanya gembira. Banyak persoalan pelik yang harus dihadapinya: sifatnya yang suka tak bisa mengendalikan diri bila marah, sikap Sally Hope yang aneh, dan godaan keterlaluan terhadap Mary-Lou.

***

Semester pertama di Malory Towers, bercerita tentang Darrel yang memulai hari-harinya di sebuah sekolah sekaligus asrama Malory Towers. Cerita dimulai sejak keberangkatan Darrel, perkenalan pertamanya dengan Alicia, yang kesan pertamanya berlidah ‘tajam’ dan memang seperti itulah Alicia. Kumudian ada juga Gwendoline yang saat akan berangkat sepertinya enggan dan tidak ingin berpisah dengan ibunya, terkesan cengeng. Serta Mary-Lou yang pemalu dan sekaligus penakut. Selain itu ada juga Sally Hope yang diawal tingkah lakunya begitu aneh.

Seiring berjalannya waktu, Darrel yang memang menanti saat-saat untuk sekolah dan tinggal di asrama Malory Towers cukup bisa menyesuaikan diri, walau mungkin ia belum mendapatkan sahabat tetap. Walau ia dekat dengan Alicia tetapi Alicia sendiri sudah memiliki sahabat Betty, walau asrama Betty berbeda dengan Alicia dan Darrel.

Banyak kejadian-kejadian yang lucu diawal semester ini, tapi juga bikin mengerutkan dahi juga sih. Lucu, karena memang ada kejahilan-kejahilan, yang sepertinya selalu merupakan ide dari Alicia, bisa dikatakan wajar lah. Tapi ada juga kejadian yang membuat dahi berkerut, karena (aku) tidak membayangkan anak semuda itu (berasa tuwir deh! Hehe) bisa melakukan hal-hal yang mungkin dikategorikan licik.

Yang paling menarik dari buku ini, walau ada hal-hal jahil yang dilakukan tetapi juga diselipi dengan nasihat. Seperti saat Alicia yang berpura-pura tuli, hingga akhirnya ia mendadak tuli (sementara) dan membuat guru-guru tak lagi mempercayainya. Kemudian saat Darrel berusaha membela Mary Lou saat dibenamkan Gwendoline, walaupun awalnya ia merasa benar dengan tidakannya tetapi saat menyadari bahwa itu tidak benar ia mau meminta maaf secara langsung kepada Gwendoline. Selain itu, saat Darrel tanpa sengaja mendorong Sally Hope dan kemudian mengira karena tindakannya itu ia membuat Sally sakit… saat itu ia bisa menyadari bagaimana tidak enaknya memiliki hal buruk yang disembunyikan. Dan banyak hal lain yang banyak sekali nasihat terselip didalamnya.

Membaca buku ini terakhir ya waktu SMP, karena sekolah memiliki serinya lengkap dan diberikan waktu wajib keperpustakaan satu minggu sekali. Jadi yang awalnya berasa mau tak mau, tetapi ujung-ujungnya malah ketagihan baca. Dulu, pastinya yang menjadi sorotan adalah kelakuan usil mereka. Kenapa? Karena rasanya nggak mungkin ada nyali melakukan hal-hal yang mereka lakukan, hehehe. Dan cukup membayangkan bagaimana kalau hal jahil itu diterapkan pada guru A yang killer. :))

Kalau sekarang, ada hal lain pastinya yang lebih diperhatikan. Seperti, melihat dari usia para muridnya saat masuk yang kira-kira berusia 12tahun, kadang mikir… errr… apakah untuk seusia itu ada pemikiran melakukan hal licik seperti yang dilakukan Gwendoline, atau adakan anak yang benar-benar berlidah ‘tajam’ seperti Alicia. Walau mungkin kalau lihat sinetron sekarang sie, banyaaaak… tapi dulu??

Tapi over-all, suka dengan ceritanya. Terlebih gambaran tentang lokasi Malory Towers dengan pemandangannya yang indah. Dulu, sempat pengen masuk asrama juga karena baca Malory Towers ini :)

3 / 5 Bintang untuk petualangan awal Darrel di Malory Towers :)

Nb :
u/ FYE (Read A Long)
= menurutku buku ini cocok dibaca untuk anak SMP, karena pada usia seperti itu lebih bisa mempertimbangkan mana yang bisa ditiru atau tidak. :)

No comments:

Post a Comment