Judul : Musim Ceri di Bullerbyn
Penulis : Astrid Lindgren
Penerjemah : Purnawati Olsson
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 120 Halaman
ISBN : 979 403 105 4
Sinopsis :
Di Bullerbyn kami punya banyak pohon ceri. Setiap tahun buahnya bukan main banyaknya. Karena buah-buah itu tak habis kami makan sendiri, Lesse mengusulkan agar kami mendirikan Perusahan Buah Ceri. Buah-buah ceri itu kami jual di tepi jalan raya tak jauh dari Storbyn. Wah, larisnya! Tiga keranjang penuh langsung habis. Kami senang sekali.
Tetapi bukan hanya berjualan bauh ceri saja yang menyenangkan di Bullerbyn. Banyak sekali yang lainnya. Seperti ketika aku menjadi ibu angkat anak kambing, yang kuberi nama Pontus dan suatu hari kuajak ke sekolah. Juga ketika gigi Olle copot. Waktu itu Lesse, Bosse, dan Olle senang karena lalu punya kotak wasiat. Sedangkan aku, Britta, dan Anna juga senang karena bisa mempermainkan mereka. Belum lagi ketika kami merayakan pesta pertengahan musim panas. Yang lebih asyik lagi, ketika ayah dan ibu Olle harus pergi ke pesta. Soalnya saat itu aku dan Anna diizinkan menjaga Kerstin yang manis! Yah, hidup di Bullerbyb memang
selalu menyenangkan.
***
Desa Bullerbyn artinya adalah Desa Ribut. Desa itu dinamakan sedemikian rupa karena walau hanya terdapat enam anak, Lesse, Bosse, dan Olle - anak laki-laki, Lisa, Anna dan Britta - anak perempuan, gaduhnya bukan main. Buku ini berkisah melalui sudut pandang Lisa.
Bagaimana Lisa dan teman-temannya mengisi hari-hari di desa yang cukup terpencil tanpa sempat merasakan bosan memang cukup menarik. Bagaimana hal yang mungkin kita anggap sepele bisa menjadi suatu kegiatan yang bisa membuat bahagia.
Seperti saat akhirnya Lisa menjadi Ibu angkat bagi seekor anak kambing yang induknya tidak dapat menyusui. Lucu membayangkan Lisa menjadikan anak kambing itu dapat diperlakukan seperti layaknya hewan peliharaan seperti anjing. Ia mencoba membuktikan bahwa anak kambingnya, yang diberikan nama Pontus bisa seperti anjing dengan membawanya ke sekolah. :)
Belum lagi hal sepele seperti gigi yang mau copot hingga bisa berujung pada adanya kotak wasiat yang dimiliki oleh anak laki-laki dan dirahasiakan dari anak-anak perempuan. Lucuk, ketika akhirnya anak-anak perempuan itu bisa memecahkan rahasia anak laki-laki dan membalasnya.
Banyak hal menarik yang mereka lakukan. Mungkin kalau anak sekarang akan sangat jarang melakukan kegiatan-kegiatan diluar rumah seperti yang diceritakan dalam buku ini. Walau ada bagian seperti saat mereka mendaki bukit Rocky Mountains, membuat berpikir… waaaah untuk melewati perjalanan yang begitu menantang apakah orang tua mereka menyadari bahwa mereka melakukan hal yang (saat membacanya menurutku) berbahaya?
Selain itu, entah ini karena alih bahasanya yang kurang tepat atau bagaimana, tapi saat ada Monika dan Ibunya berkunjung. Ibu Monika bertanya “Tetapi apa tak jadi bosan sekali tinggal di desa yang berada di tengah hutan ini?” Dan walau akhirnya Ibu Lisa yang menjawab, tapi apa yang dipikirkan digambarkan dengan kata-kata (yang menurutku) cukup kasar. ‘Kupikir, ibu Monika sedikit goblok kalau ia bilang seperti itu.’ Dan kata-kata itu diulang dan digunakan oleh Kakek Anna.
Ssecara keseluruhan, buku ini menarik karena seperti memberi contoh bahwa ada kegiatan yang sangat menarik yang bisa kita lakukan, walau mungkin kita tak perlu sampai tinggal ditempat yang terpencil. Kegiatan-kegiatan diluar rumah yang juga menarik dibandingkan dengan hanya bermain game atau komputer. :)
3/5 Bintang petualangan menarik Lisa dan ke 5 temannya :)
u/ FYE : Buku ini menurutku cocoknya dibaca anak SD errr... sekitar kelas 3 gitu kali ya, karena banyak memberi contoh bagaimana menghabiskan waktu tak melulu didalam rumah. :)
hya, belum pernah baca Astrid LIndgren
ReplyDeleteaku pernah nih baca seri lainnya, tentang 6 anak yang seru ini, cuman lupa judulnya. Lucu baca aksi mereka, gak ada matinya :D
ReplyDelete