Penulis : Netty Virgiantini & Aditia Yudis
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 244 Halaman
ISBN : 978 979 780 544 9
Sinopsis :
Merindumu adalah satu-satunya kata yang dapat menggambarkan rasa ini. Dan semuanya dimulai sejak aku kehilanganmu.
Ketika waktu membawakan pilihan-pilihan lain untukku, langkahku masih terbelit oleh ingatan tentangmu. Kasih sayang yang seluruhnya milikku pun harus terbagi. Bahkan, rumah tak lagi menjadi tujuanku untuk pulang.
Kini aku menyadari bahwa semua sudah berganti dan yang bisa kulakukan hanyalan menghadapi. Semua yang telah lewat tak mungkin bisa kembali. Apa yang kupikirkan lenyap, nyatanya tertutup emosi. Butuh waktu untuk belajar mencintai lagi. Dengan penuh keyakinan diri aku melakukannya.
Menerima. Cinta sesederhana itu saja.
***
Buku kedua yang aku baca dari Project GagasDuet, setelah buku Beautiful Mistake. Berbeda dengan buku yang sebelumnya aku baca, dimana dua Novella berdiri sendiri, sama sekali tak berhubungan tetapi memiliki benang merah / kesamaan dibeberapa bagian. Novel kedua ini saling terkait, hanya saja sudut pandang yang digunakan berbeda.
Take It, karya Netty Virgiantini, mengambil sudut pandang orang ketiga dengan tokoh utamanya adalah Nawang Wulan. Seorang gadis yang awalnya digambarkan begitu berani, sampai terjun langsung ikut tawuran. Tetapi, ia juga ceroboh. Alasannya ikut tawuran antars ekolah hanya satu, karena ada saudara tirinya dikubu lawan. Kehidupan Nawang yang bisa dikatakan begitu complicated, dan dia berusaha mencari jalan keluarnya sendiri, walau mungkin akhirnya cara yang ditempuhnya salah. Masalah utama dalam cerita ini adalah masalah keluarga, tetapi tetap ada bumbu romancenya.
Sedang karya dari Aditia Yudis, Pulang, mengambil sudut pandang orang pertama, Joanna. Joanna adalah adik tiri dari Nawang dalam cerita Take It. Joanna yang harus kehilangan bundanya karena penyakit kanker mata, tidak bisa menerima keputusan ayahnya yang akhirnya menikahi ibu dari Nawang. Sama complicatednya dengan cerita Nawang dalam Take It, tetapi disini Joanna bisa dikatkan tidak sendiri, ia memiliki seorang kakak sepupu, yang walau terpisah jarak dengannya masih dapat memberinya waktu untuk berkeluh kesah.
~.~.~
Menarik. Awalnya aku mengira akan seperti GagasDuet sebelumnya tetapi ternyata berbeda. Setting waktunya sama, tetapi sudut pandangnya yang berbeda. Saat membaca Take It dengan sudut pandang orang ketiga, cukup tak menyangka saat membaca Pulang ternyata terkait erat. Saat membaca Take It sempat membayangkan bahwa hanya Nawang-lah yang bermasalah dengan kondisi keluarganya. Dimana ia harus menghadapi perceraian kedua orang tuanya, dan akhirnya menyaksikan kedua orang tuannya menikah kembali dengan pasangannya masing-masing. Nawang yang begitu membenci keluarga barunya, baik dari pihak ayahnya maupun ibunya. Dari cerita Take It, digambarkan bagaimana saudara tirinya, Hanif, dari pernikahan ayahnya yang awalnya tampak begitu membencinya ternyata hanya menutupi rasa bersalahnya, karena ia merasa bahagia karena akhirnya memiliki ayah, yaiutu ayah Nawang.
Awalnya aku membayangkan bahwa Joanna, saudara tiri Nawang dari pihak ibunya juga sama seperti Hanif yang bisa menerima kehadiran orang tua tirinya, cukup dikejutkan saat akhirnya aku membaca Pulang. Joanna ternyata sama dengan Nawang, ia tidak bisa menerima keputusan ayahnya yang menikahi ibu Nawang. Hanya saja bagaimana mereka menyelesaikan masalah mereka masing-masing tentunya berbeda.
Seperti novel GagasDuet sebelumnya, aku tak membaca sinopsis sebelum mulai membaca bukunya. Aku baru membaca sinopsis ketika selesai membaca dan akan menuliskan review ini, danaku yakin jika saja aku membaca sinopsis itu dulu maka aku akan terkecoh dan tak akan menyangka bahwa cerita dari novel ini lebih ke cerita masalah keluarga. Sekali lagi, sinopsisnya kereeeeeen!,,
3,5 (4 di GR) / 5 bintang untuk Nawang dan Joanna. ;)
aku suka banget novel ini, kisah Nawang pernah aku alami ;)
ReplyDelete