Sunday, January 19, 2014
KĀLA KĀLĪ
Judul : KĀLA KĀLĪ
Penulis : Valiant Budi & Windy Ariestanty
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 332 Halaman
ISBN : 978 979 780 581 4
Sinopsis :
gegas dan waktu tak pernah bisa berbagi ruang, apalagi, berbagi cerita. maka, saling mencarilah mereka, berusaha menggenapi satu sama lain. hingga satu titik, kāla menjadi mula dan kālī mengakhiri cerita.
***
Aku merasa kembali menjadi balita, mengentak-entakkan kaki ke lantai sambil bertepuk-tepuk tangan gembira. Tidak ingin membuang-buang waktu, aku segera meniup lilin sambil berharap dalam hati akan ada lilin serupa untuk tahun depan, di atas sepotong kue yang dibawakan Ibu. AMIN!
Berbagai potongan kenangan dengan Ibu berkelebatan hebat di benakku. Aku mungkin berbeda dengan remaja lainnya yang kala mengingat masa kecil selalu dengan tawa dan kebersamaan yang hangat; seperti yang kulihat di lembaran iklan-iklan susu balita atau es krim literan itu.
Dan, setiap kenangan itu hadir, ingin rasanya membalikkan langkah.
(Ramalan dari Desa Emas, Valiant Budi)
—
Setiap kali berulang tahun, aku semakin mendekati tempat asalku: ketiadaan. Ibuku bilang, dunia ini sendiri pun lahir dari ketiadaan. Karena lahir dari ketiadaan, mengapa pula harus mencemaskan kehilangan?
Ketiadaan itu meluaskan, kata Ibu, dan mempertemukan manusia dengan banyak hal, di antaranya cinta. ‘Aku berharap bisa melindungimu dari patah hati. Tapi, itu tak mungkin.’
(Bukan Cerita Cinta, Windy Ariestanty)
***
Buku ke 7 dalam rangkaian Gagas Duet yang aku baca, sama seperti Beautiful Mistake dan Harmoni, dua buah novella yang saling lepas.
Vabyo, Valiant Budi, bercerita tentang Keni yang hendak merayakan ulang tahunnya dengan cara menyendiri di desa Sawarna. Tapi kemudian yang terjadi justru diluar bayangannya. Hal-hal tak terduga ia alami, hingga akhirnya ia diramal oleh seorang bocah dengan penampakan yang aneh, hingga akhirnya ia memutuskan kembali ke Jakarta tanpa sempat merayakan ulang tahunnya. Tetapi perjalannya kembali ke Jakarta tidak berjalan dengan lancar. Dan ternyata kutukan itu terus mengikutinya.
Sedang Windy, bercerita tentang Bumi seorang editor, yang berteman dengan seorang penulis bernama Akhsara. Saat akhsara tengah menjalin hubungan dengan seorang pria bernama Bima, Bumi berkenalan dengan Koma. Ada sebuah taruhan antara Bumi dan Akhsara, yaitu ketika Akhsara berulang tahun Bumi merasa bahwa Akhsara pasti sudah putus dengan Bima. Karena menurutnya Akhsara menjadi gadis yang benar-benar bertolak belakang kepribadiannya saat bersama Bima. Sedang Akhsara bertaruh bahwa Bumi tak akan memiliki pacar sampai saat Akhsara berulangtahun nanti.
~.~
Cara penulisan dua cerita dalam novel ini benar-benar berbeda. Saat membaca cerita Vabyo ritmenya terasa mengalir cepat, sedang untuk cerita Windy sangat lambat dan bisa dikatakan mendayu-dayu.
Dari cerita Vabyo rasanya enggan untuk berhenti sejenak, rasanya begitu dibuat penasaran. Walau awalnya yang terpikir, 'duh, teenlit nih', tapi setelah membaca 6buku gagas duet (yang artinya 12 cerita) dan semuanya 'berbau' romance, cerita Vabyo ini seperti membawa aku 'rekreasi' sejenak. Menarik! Lucunya, saat tengah penasaran dengan apa yang dialami oleh Keni, Vabyo menyelipkan humor-humor didalamnya yang kadang menjadi distraksi. Walau mungkin karena Vabyo menggunakan sudut pandang orang pertama, Keni, jadinya ada guyonan yang entah kenapa berasa garing. :D Satu hal lagi, saat membaca cerita Vabyo ini aku sepertinya gagal membayangkan bahwa Keni ini seorang anak perempuan. Daaaaaan, endingnya bener-bener nggak ketebak!
Aku suka cerita Windy walau terasa sangat lambat jika dibandingkan dengan cerita Vabyo. Sangat menikmati kisah Bumi dan Koma, juga Akhsara. Walau sepertinya tebakanku benar untuk endingnya, tapi tetap menunggu bagaimana Windy meramu cerita dan konfliknya. Tapi untuk konfliknya entah kenapa aku merasa dataaaaar. Suka dengan julukan-julukan untuk seseorang yang digunakan oleh Bumi dan Akhsara. Suka saat-saat Bumi sedang bertemu dengan Koma. Banyak hal tentang kata, dan dunia fotografi dikulik disini. Menarik!
3,5 (3 diGR) / 5 bintang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment