Judul : Silang Hati
Penulis : Sanie B. Kuncoro & Widyawati Oktavia
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 324 Halaman
ISBN : 978 979 780 479 4
Sinopsis :
Bagaimana caraku menatapmu, memandangmu lurus-lurus tanpa
rasa bersalah? Karena setiap kali aku berhadap-hadapan denganmu, berusaha
bereaksi atas senyuman tulusmu, aku seketika menundukkan kepala. Saat
melihatmu, aku melihat dirinya.
Cinta memang bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, dan
sayangnya, aku baru menyadari ketika benar-benar terperosok ke dalamnya.
Seperti pasir isap, sulit untukku keluar dari segitiga ini. Ada tiga sisi di
cinta ini, ada tiga perasaan yang tengah dipertaruhkan.
Tak seharusnya ini terjadi, aku tahu itu. Tapi, kau dan dia
bagaikan air dan udara-bagaimana bisa aku memilih hidup dengan salah satunya
saja?
***
Dua cerita yang sebenarnya saling lepas, hanya terhubung
dari dua tokoh yang memiliki hubungan pertemanan. Teman lama yang bertemu
kembali saat mendaki. Kemudian ceritanya saling lepas. Oia, ceritanya memiliki
tema sama, saat tokoh utama berusaha untuk move on ternyata orang di masa lalu
tak bisa lepas begitu saja.
Sanie, bercerita tentang Rajesh – Lotus – Magnolia. Rajesh
yang berpisah dengan Magnolia, dan akhirnya mengenal Lotus si Gadis Korek Api.
Lotus yang suka menyendiri dan seakan menghindar dari keramaian menarik
perhatian bagi Rajesh, terutama setelah mereka sebelumnya berinteraksi secara
tak sengaja disebuah halte saat hujan. Tetapi, tiba-tiba Magnolia, Magni, yang
awalnya memutuskan Rajesh datang kembali. Hadirnya Magni memang sebagai
penghalang tersendiri bagi Rajesh, tetapi juga menjadi pembuka cerita tentang
Lotus dan tentang sisi Magni yang tak disangka oleh Rajesh.
Sedangkan Widyawati, bercerita tentang Rubina yang nekat
ikut dalam pendakian Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat demi dapat
bersama orang yang disukainya, Aria. Tetapi perjalanannya yang awalnya membuat
bersemangat serta hatinya selalu berbunga tidak demikian saat akhirnya mencapai
pucak dan ia harus menerima kenyataan yang tidak pernah diprediksikannya.
~.~
Gaya bercerita Sanie yang cukup puitis, dengan narasi-narasi
yang indah, entah kenapa aku merasakan sedikit kekakuan saat memasuki
percakapan.
Ceritanya sendiri menarik, karena menyuguhkan banyak
kejutan. Awalnya memang cukup bertanya-tanya alasan Rajesh dan Magni berpisah,
tetapi setelah terbuka semuanya cukup mengejutkan juga.
Aku kurang suka dengan karakter Magni, terkesan cerdas tapi
diakhir kok buatku terkesan lebih ke licik. :( Entah karena usianya yang bisa
dikatakan belia, atau karena terlalu sering mendapatkan pujian, terlebih saat
ia dengan rasa tak bersalah menceritakan tentang Lotus. Benar-benar diberi
kejutan! :D
Sedang untuk kisah Rubina dan Aria, ah keduanya seperti
sama-sama tak tahu apa yang dimau. Rubina yang awalnya hendak menjauh tetapi
kemudian memutuskan untuk kembali meraih cintanya, tetapi kemudian menghilang
saat kenyataan tidak sesuai dengan angannya. Tetapi karena disajikan dengan
berbeda jadi kisah tarik ulur ini tidak terasa membosankan. Aku suka dengan cerita
saat-saat mereka melakukan pendakian, dan saat mereka duduk berdua menanti
bintang jatuh.
Ada satu rangkai kalimat yang aku suka.
Kadang, satu-dua keping kenangan terkecil pun menjadi
sesuatu yang sangat berharga – membuat kita merasa bahwa jalan kita pernah
bersilangan pada masa lalu. Bukan hanya dua orang asing yang kebetulan bertemu
dalam sebuah persimpangan.
3,5 (4 di GR) / 5 Bintang
No comments:
Post a Comment