PostBar BBI Februari 2014
Tema : Kuliner
Judul : Bliss – The Bliss Bakery Trilogy #1
Penulis : Katheryn Littlewood
Penerjemah : Nadia Mirzha
Penerbit : Noura Books (Mizan Fantasi)
Tebal : 308 Halaman
ISBN : 978 979 433 690 8
Sinopsis :
Musim panas itu, Rosemary Bliss melihat ibunya mengaduk halilintar ke dalam semangkuk adonan dan semakin yakin bahwa orangtuanya menggunakan sihir di Toko Roti Bliss. Rahasianya ada pada sebuah buku resep Bliss Cookery Booke.
Namun, apa jadinya jika Rose dan Ty memutuskan bereksperimen dengan beberapa resep saat orangtua mereka pergi? Yah, beberapa Muffin Asmara dan Cookie Kebenaran sepertinya tak akan menimbulan masalah, bukan?
***
Kisah tentang Rosemary, seorang anak dari Purdy dan Albert yang memiliki toko roti. Ia memiliki 3 saudara, Ty kakak laki-lakinya, Sage adik laki-lakinya dan Leigh adik perempuannya.
Kisah dimulai saat Purdy dan Albert harus meninggalkan mereka untuk urusan penting, dan sebelum pergi mereka menunjukkan suatu rahasia kepada anak-anaknya. Sebuah buku masak yang tidak biasa, dan meminta anak-anaknya untuk menjaga buku itu, terlebih kepada Rose yang dipercaya untuk memegang kunci tempat buku itu disimpan.
Saat kedua orang tuanya pergi, tiba-tiba muncul Bibi Lily yang mempesona dengan penampilannya. Namun ada hal janggal yang dirasakan oleh Rose tentang kehadiran Bibinya, tetapi ia tidak tau pasti apa itu.
Hingga akhirnya saat Ty dan Sage ingin menunjukkan buku resep rahasia itu kepada Bibi Lily, mereka memutuskan untuk membuat percobaan dengan membuat kue berdasarkan resep yang ada di buku itu. Resep yang mereka rasa dapat membantu orang lain, namun karena satu dan lain hal apa yang mereka lakukan justru menimbulkan masalah.
Disaat masalah itu semakin besar, akhirnya peranan Bibi Lily membuat Rose yakin dan mempercayai Bibinya itu. Hingga akhirnya Rose harus membuat keputusan penting dalam hidupnya.
~.~
Awal membacanya sedikit tersendat, karena merasa banyak hal yang terasa dipaksakan dalam buku ini.
Pertama, saat akhirnya Purdy dan Albert yang harus pergi selama seminggu penuh. Heuh, seberapa gawatkah masalah yang ada?
Lalu, kenapa juga buku resep yang jika memang begitu penting dan berharga tidak mereka bawa saja, malah dipercayakan kepada anak-anaknya yang mungkin masih tergolong masih muda dan labil?
Kemudian kehadiran Bibi Lily yang seolah kebetulan, karena tidak dijelaskan dari sisi Bibi Lily kenapa dia bisa berada disana ketika Purdy dan Albert pergi?
Dan kemudian ketika akhirnya menyelesaikan baca buku ini, pertanyaan pertama kembali muncul (bakal spoiler kaya’nya, maapkaaaan). Jika kekacauan yang dibuat anaknya bisa diselesaikan dalam satu malam, lalu kenapa Purdy dan Albert harus pergi selama itu? -_-“
Lepas dari kejanggalan-kejanggalan itu, ada beberapa hal menarik dari buku ini.
Tentang hubungan dalam sebuah keluarga. Tentang Rose yang begitu rendah diri, yang merasa dirinya tidak pernah dianggap oleh keluarganya, oleh saudara-saudaranya. Yang membuat akhirnya ia merasa dirinya tidak memiliki kemampuan lebih dibandingkan yang lain. Hingga saat akhirnya ada orang yang memujinya ia langsung bisa “melambung” dan mudah percaya pada orang tersebut.
Terkadang menunjukkan rasa sayang pada keluarga sendiri justru lebih sulit. Bisa dilihat ketika seorang anak beranjak besar, maka saat orang tuanya ingin memeluk atau mencium pipinya di depan umum ia akan menolak karena merasa malu.
Tetapi tak jarang, ketika orang tua akhirnya membatasi mengungkapkan rasa sayang seorang anak justu merasa ia tidak dipedulikan. Bingungkan jadi orang tua? *curcol, #loh?*
Tetapi lewat buku ini satu hal yang aku tangkap, bahwa mungkin menunjukkan atau mungkin mengatakan secara langsung itu perlu. Mungkin tidak harus di depan orang lain, tetapi cukup untuk memastikan bahwa anak, saudara bahkan orang tua mengerti apa yang kita rasakan.
Melibatkan anak dalam kegiatan orang tua memang perlu, tetapi itu juga harusnya dengan pengawasan kan. Walau maksudnya memberikan tanggung jawab lebih, tetapi tanpa melihat kesiapan seorang anak maka hal itu hanya akan menimbulkan masalah.
Ah, walau ada beberapa bagian yang kurang suka dan terasa aneh, tetapi tetap dibuat penasaran untuk baca lanjutannya. xD
3,5 (3 di GR) / 5 Bintang untuk petualangan sihir yang dialami Rose dan saudara-saudaranya.
Buku ini diikutkan dalam postbar BBI dengan tema Kuliner, karena masih ada hubungannya dengan masak memasak walau ada unsur sihir ya ;)
banyak yg bilang kecewa dengan buku ini.. sayang, padahal covernya keren dan sinopsisnya juga menarik. dan setting toko kue selalu bikin ngiler :))
ReplyDeleteah iya nih, aku kurang suka juga sama buku ini ;(
ReplyDeletetapi fisiknya menarik banget buat disimpan xD
wah, aku malah suka ama buku ini, apalagi bagian Perhimpunan Pustakawan Perempuan yang pada eror gegara makan Cookie Kebenaran x)
ReplyDelete@lucktygs
http://luckty.wordpress.com/2014/02/27/review-macaroon-love/