Wednesday, February 26, 2014

Kei



PostBar BBI Februari 2014
Tema : HisFic




Judul : Kei
Penulis : Erni Aladjai
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 254 Halaman

Sinopsis :

Mari kuceritakan kisah sedih tentang kehilangan. Rasa sakit yang merupa serta perih yang menjejakkan duka. Namun, jangan terlalu bersedih, karena aku akan menceritakan pula tentang harapan. Tentang cinta yang tetap menyetia meski takdir hampir kehilangan pegangan.

Mari kuceritakan tentang orang-orang yang bertemu di bawah langit sewarna biru. Orang-orang yang memilih marah, lalu saling menorehkan luka. Juga kisah orang-orang yang memilih berjalan bersisian, dengan tangan tetap saling memegang.

Mari, mari kuceritakan tentang marah, tentang sedih, tentang langit dan senja yang tak searah, juga tentang cinta yang selalu ada dalam tiap cerita.

***

Kisah tentang Namira, seorang gadis yang tinggal di salah satu pulau di Kei. Juga tentang Sala, seorang lelaki yang bertemu dengan Namira di pengungsian. Dan Mery, sahabat Namira.

Namira saat kerusuhan yang “ditunggu” akhirnya memasuki juga ke desanya harus terpisah dari keduaorang tuanya. Selama menuju tempat pengungsian ia tak mengetahui bagaimana kabar kedua orang tuanya, hingga akhirnya sahabatnya Mery mengetahui dimana ia mengungsi dan menemuinya, dan memberikan kabar tentang ayahnya.

Sedang Sala, saat kerusuhan terjadi di daerahnya ia tengah mengantarkan pesanan ke pulau seberang, dan saat kembali ia mendapati ibunya yang sudah tak lagi bernyawa. Setelah memakamkan jenazah ibunya, ia ikut mengungsi. Saat akhirnya ia memisahkan diri dari kelompoknya, ia pergi kedesa lain sebagai sukarelawan. Dan di sanalah ia akhirnya bertemu dengan Namira.

Namun, kerusuhan itu tak berakhir begitu saja. Bagai menjalar ke semua desa, hingga akhirnya Namira dan Sala harus berpisah. Di sini cinta mereka diuji.

~.~
Tak banyak buku dengan latar sejarah yang aku baca, salah satunya adalah Notasi (terbitan GagasMedia juga).Walau aku suka, tetapi aku tidak mencari secara khusus buku dengan semacam itu. Satu hal yang membuat ragu adalah jika penyampaiannya kurang pas (buatku) akhirnya membuat mandeg ditengah jalan, dan bisa jadi mengurangi mood baca. >,<

Untuk novel Kei ini aku suka, mulai dari latar sejarahnya juga kisah romancenya. Penulis bisa memadukannya dengan apik, karena tidak ada saling kejar antara ingin memberikan informasi tentangsejarahnya dengan kisah cinta itu sendiri.

Kisah Namira dan Sala yang bisa dikatakan mengalir, tak dipaksakan ada. Rasa saling mengisi karena merasakan hal yang sama, kehilangan orang-orang terkasih.

Sempat bertanya-tanya kenapa Sala tidak mencoba mencari Namira ke Makasar sedang waktu Namira hilang diketahui juga bahwa ada kapal yang siap berangkat ke Makasar, bahkan sebelumnya Mery dan keluarganya akan menumpang kapal tersebut.

Banyak pelajaran didapat dari buku ini. Sejarah yang disampaikan pun tak membuat orang mengantuk atau bosan. Pengetahuan tersendiri tentang apa yang terjadi di Ambon, yang bahkan mungkin tak banyak diberitakan.

Aku suka tentang bagaimana “adat” dapat “menyelesaikan” pertikaian yang ada. Tapi sebelum semua itupun dari bagian awalpun aku sudah suka ketika penulis menceritakan tentang bagaimana mereka menjaga alam yang memberikan mereka “hidup”.

Dari semua hal yang aku suka dari buku ini ada hal yang aku kurang suka, walau mungkin dengan alasan subjektif. Yaitu pada bagian seorang anak kecil di pengungsian tiba-tiba bertanya pada Namira tentang hubungannya dengan Sala.

Tentang endingnya, penulis memberikan ending menggantung, walau biasanya aku suka dengan ending ini tetapi entah mengapa aku ingin ending yang lebih pasti.

4/5 Bintang untuk perjalanan sejarah yang menarik.



4 comments:

  1. aku nggak suka sama endingnya, lebih tepatnya nggak suka sama garis takdir Sala setelah pergi dari Maluku >.<

    ReplyDelete
  2. penasaran sama background maluku yang dipakai buku ini... kayaknya mau coba baca :)

    ReplyDelete
  3. Wah, setidaknya tetep dapet 4 bintang ya walau endingnya gantung xD

    ReplyDelete
  4. Wah, bacaannya sama kayak Sulis. Jadi penasaran ada buku GagasMedia yang genrenya gak biasanya... :))

    ReplyDelete