Sunday, February 23, 2014

Seandainya



Judul : Seandainya
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 226 Halaman
Sinopsis :

Aku akan menjadi buih…
Seperti putri duyung di dongeng itu, kelak aku akan menjadi buih dan membawa mati semua rahasia hatiku.Sebut aku pesimis, tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu. Dan selama itu, aku melihat bagaimana benih-benih perasaanmu kepadanya pelan-pelan tumbuh hingga menjadi bunga yang indah.

Aku kalah bahkan jauh sebelum mulai angkat senjata. Kau ada di hidupku, tapi bukan untuk kumiliki. Kerjap mata indahmu hanya untuk dia dan selamanya itu tak akan berubah. Meski begitu, kenapa aku tidak berusaha berbalik dan mencari jalan keluar dari bayang-bayang dirimu?

Jika suatu hari kau menyadari perasaanku ini, kumohon jangan menyalahkan dirimu. Mungkin memang sudah begini takdir rasaku.Cintaku adamu tak akan pernah melambung ke langit ketujuh. Aku hanya akan membiarkan buih-buihkesedihanku  menyaru bersamadeburan ombak laut itu. Karena inilah pengorbanan terakhirku: membiarkanmu bahagia tanpa diriku…

***
Cerita persahabatan empat orang anak SMA yang berawal karena kesamaan nasib, yaitu dikerjai oleh seniornya saat awal masuk. 

Rizki, yang lebih tua dua tahun dari pada teman-temannya, karena harus berhenti sekolah setelah lulus SMP karena keterbatasan dana.
Juno dan Arma, dua bersaudara yang berada di kelas yang sama bukan karena mereka kembar. Arma adalah kakak Juno tetapi karena pernah sakit akhirnya sekolahnya tertunda.
Sedang Christine, seorang anak yang akhirnya top diantara ketiga sahabat lainnya karena ia anak dari seorang Gurbernur.

Walau mungkin persahabatan diantara mereka tidak digambarkan dengan detail dalam kebersamaan, tetapi interaksi antara satu dengan yang lainnya menunjukkan kedekatan mereka. Mereka memiliki masalah mereka masing-masing dan mereka-pun tak saling ikut campur, hanya obrolan-obrolan mereka yang mungkin terkesan biasa bisa secara tak langsung memberikan masukan bahkan memecahkan solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi.
~.~

Simpel, tetapi sarat pelajaran. Walau awalnya sempat terpikir, kenapa masalah seorang anak bisa seberat ituuuuh. Tapi kemudian yang terpikir adalah, bahwa semua yang terjadi dan ditulisakan oleh Windhy ini bisa saja terjadi. Mungkin karena aku yang tidak pernah merasakan, atau mungkin mengetahui hal-hal tersebut secara langsung.

Ikut terhenyak juga saat akhirnya Rizki berbicara dengan Rendy dan semua diungkapkan oleh Rendy dengan begitu gamblang. Apa yang diungkapkan Rendy juga digambarkan dalam bentuk nyata dengan keadaan Christine.

Hal lain, yang mungkin dulu ketika awal membaca buku ini sedikit terabaikan adalah tentang belajar bersikap sebagai orang tua. Yup, dari cerita Rendy, Christine bahkan Juno dan Arma pastinya ada yang bisa dijadikan pembelajaran tersendiri.

Bagian yang mungkin cukup mengejutkan dan aku suka adalah endingnya. Suka, walau merasa ah… kenapa Rizki begituuuuu… tapi tetep suka karena diluar tebakan. Suka dengan surat Juno di akhir cerita.

3,5 (3 di GR) / 5 untuk keberanian mengungkapkan apa yang dirasakan.Karena terkadang ada beberapa hal yang harus dikatakan baru bisa dimengerti. – hal 76

1 comment:

  1. OOT, kenapa banyak banget penulis yang namanya mirip2 ya...windhy, windry, wina.. hihihi...suka ketuker2 XD

    ReplyDelete